JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hingga kini, tingkat penularan Covid-19 di tengah masyarakat masih terus berlangsung.
Hari ini, mereka yang terpapar menembus angka 44.000 kasus.
Demikian pengumuman dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tentang perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air pada hari Minggu (13/2/2022).
Mereka yang positif bertambah sebanyak 44.526 kasus, sehingga secara nasional mereka yang terinfeksi penyakit ini mencapai 4.807.778.
Pasien meninggal dunia akibat Covid-19 juga terus naik jumlahnya, pada hari Minggu (13/2/2022) bertambah sebanyak 111 kasus, total mereka yang wafat mencapai 145.176.
Pasien yang sembuh dari Covid-19 juga terus meningkat, pada hari Minggu (13/2/2022) bertambah sebanyak 26.916 kasus, secara keseluruhan mereka yang sembuh ada 4.309.763.
Satgas juga mengumumkan adanya empat provinsi yang mengalami penambahan kasus positif Covid-19 di atas 5.000.
Tertinggi DKI Jakarta dengan penambahan sebanyak 10.172 kasus, lalu Jawa Barat dengan penambahan 10.050 kasus, Banten 5.592 kasus dan Jawa Timur 5.377 kasus.
Satgas juga mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, 3M (memakai masker menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun air mengalir) dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan Covid-19.
Juru Bicara Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan orang positif Covid-19 tanpa gejala (OTG) masih berkemampuan menularkan virus kepada orang lain.
"Apalagi orang orang positif tersebut tidak menjalani isolasi mandiri. Perlu diketahui juga, bahwa orang positif tanpa gejala terlihat sehat-sehat saja dan kadang beraktivitas seperti biasa," terang Wiku dalam keterangannya melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Wiku mengedukasi masyarakat bahwa berdasarkan gejala klinisnya, kasus positif dapat dibagi menjadi kasus bergejala dan kasus tanpa gejala (asimptomatik).
"Hal ini berarti, orang yang tampak sehat-sehat saja, belum tentu terbebas dari infeksi Covid-19," jelasnya.
Hal yang paling penting adalah, terdapat kecenderungan sikap kehati-hatian yang lebih rendah pada kasus tidak bergejala daripada yang bergejala.
Karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasikan dirinya.
Dan yang disayangkan lagi, faktanya tidak semua kasus positif di lapangan dapat terskrining 100%.
Studi lainnya menunjukkan peluang terpapar pada kontak erat kasus positif tanpa gejala akan menjadi 3-25% lebih rendah daripada kontak erat kasus positif yang bergejala.
Hal ini disebabkan gejala seperti batuk dan bersin dapat memperbesar peluang penularan dibanding pada orang yang tidak batuk atau bersin.
Walau begitu, lebih sedikit dan lebih tidak menular dibandingkan kasus bergejala.
Lalu, dari 8 studi lainnya di Tiongkok, orang tanpa gejala dapat menyumbangkan sekitar 24% dari keseluruhan penularan yang terjadi di populasi. (johara)