JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Calon Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) DKI Jakarta periode 2022-2026 harus memiliki duit.
“Kalau perlu nanti saya akan cek rekeningnya masing-masing calon karena untuk menjadi ketua umum KONI DKI harus orang yang memiliki duit. Kenapa saya mengatakan itu karena karena ketua umum KONI DKI harus siap menalangi dulu apabila anggaran belum cair untuk keperluan pembinaan atlet," kata Ketua Dewan Pembina KONI DKI, Muhammad Taufik saat bincang-bincang dengan cabang olahraga (cabor) di sebuah restro di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Bukan tanpa sebab bila seorang Taufik mengatakan hal itu.
Karena dia sudah merasakan sendiri dikejar-kejar gaji atlet voli.
“Saya merasakan sendiri saya kan ketua bola voli. Ketika gaji atlet dari KONI DKI belum cair, saya yang dikejar-kejar atlet,” jelasnya terkekeh.
Dikatakan pertemuan dengan cabor-cabor ini untuk menggali harapan dari mereka tentang calon ketua umum KONI DKI mendatang.
“Saya sengaja mengumpulkan cabor-cabor untuk menggali keterangan dari mereka bagaimana sih sosok yang ideal untuk ketua KONI DKI mendatang,” terangnya.
Seperti diketahui KONI DKI akan menggelar Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) pada 27 Maret 2022.
Sebanyak 78 cabor dan badan fungsional memiliki hak suara.
Tidak Menggiring
Politisi asal Partai Gerindra ini mengatakan tidak ingin menggiring kepada salah satu calon.
“Saya hanya menginginkan Ketua KONI DKI mendatang bisa membawa DKI meraih gelar juara umum. Anggaran dari Pemprov DKI jumlahnya cukup banyak. Tidak ada maksud DPRD menghalangi atau membegal anggaran buat KONI DKI. Yang penting mereka (KONI DKI) bisa mengajukan argumen yang masuk akal soal anggaran yang diajukan," terangnya.
Taufik juga menyoroti banyaknya atlet yang dengan susah payah dibina oleh PPOP (Pusat Pendidikan Pelajar) Ragunan tapi begitu sudah berhasil dibajak oleh daerah lain.
“Kejadian ini jangan terulang lagi. Kita susah payah membina atlet pelajar hingga jago tapi diambil oleh daerah lain,” paparnya.
Sementara itu, Praktisi Olahraga Taufik Yudhi Mulyanto mengatakan sudah seharusnya DKI itu menjadi barometer tentang model pembinaan atlet.
“Memang DKI secara demografik kalah dari wilayah lain misalnya Jawa Barat dan Jawa Timur. Tapi itu tidak membuat kita kalah dalam pembinaan atlet. Semua sarana dan prasarana disini lengkap. Tinggal ada kemauan dan kerja keras untuk menjadikan atlet DKI satu level di atas daerah lain,” kata Taufik yang juga menjabat sebagai Kabid Monev KONI DKI. (bu)