Sarono, tukang pecah batu tuna Netra mampu sekolahkan 65 anak yatim Dhuafa. (ardhi) 

Jakarta

Masyaallah! Tukang Pecah Batu Tuna Netra Mampu Sekolahkan 65 Anak Yatim Dhuafa #2

Minggu 16 Jan 2022, 13:16 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Bermula dari dua anak yatim dhuafa, Sarono tukang pecah batu tuna Netra mampu sekolahkan 65 anak yatim Dhuafa.

Sarono berkata jika sepasang mata miliknya tak mampu lagi memandang sejak tahun 1994.

Dia pun tak tahu penyebab dirinya kehilangan penglihatan, yang pasti Sarono justru menanggap jika kebutaan tersebut adalah anugerah yang mengantarnya untuk mengenal makna kehidupan, salah satunya dengan cara mengasuh puluhan anak yatim dhuafa.

"Saya buta begini saya anggap bukan musibah, tapi anugerah dari Allah yang sangat dimuliakan Allah, jadi dengan saya buta dikenali sama anak yatim," tutur Sarono.

Pernyataan Sarono itu seirama dengan pengalaman kali pertama dia mengasuh dua anak yatim.

Hingga Sarono tukang pecah batu tuna Netra mampu sekolahkan 65 anak yatim Dhuafa.

Kedua anak yatim itu dia temui ketika dirinya berkunjung ke Pasar Gembrong di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Kala itu, Sarono ke pasar tersebut untuk membeli pakan burung. Usai membeli, lantas Sarono handak pulang menuju rumahnya yang berlokasi di RT 03/09 Nomor 46, Kelurahan Cipinang Besar Selatan.

Lantas, Sarono yang menunggu angkot pun ditegur oleh seorang ibu bersama dua anaknya.

Ternyata ibu tersebut berniat ingin membantu Sarono yang mengalami kebutaan untuk sekadar memberhentikan angkot.

Dari situlah, Sarono mendengar satu dari dua anak ibu tersebut merengek minta jajan.

"Anak yang digendong ibu itu merengek 'bu jajan bu, jajan,' terus saya jawab karena saya enggak dikasih keturunan (anak), 'oh iya nak ini ya, nak, sedikit buat jajan,' saya kasih Rp5 ribu atau Rp10 ribu gitu, ya namanya anak lapar pasti minta jajan," ucap Sarono.

Sarono yang terketuk hatinya bertanya lebih lanjut soal ayah dari kedua anak yang diketahui kala itu masih duduk di bangku kelas dua dan enam Sekolah Dasar (SD).

"Ternyata ayahnya meninggal kecelakaan di Padang," kata Sarono.

Guna memastikan lebih lanjut mengenai kondisi dua anak itu usai ditinggal pergi sang ayah untuk selamanya, Sarono datang ke pihak RT tempat mereka tinggal.

Tatkala mendapat informasi bahwa benar jika suami dari ibu dua anak itu telah meninggal dunia, maka Sarono berniat ingin membiayai pendidikan anak tersebut.

"Saya minta surat kematiannya, baru saya angkat," jelas Sarono.

Pada mulanya, anak yatim dhuafa yang diangkat Sarono berasal dari berbagai wilayah dan akhirnya Sarono tukang pecah batu tuna Netra mampu sekolahkan 65 anak yatim Dhuafa.

"Kalau sekarang itu saya ngambil dari RW saya aja RW 09. Kalau dulu waktu baru-baru ngacak, ada yang dari Pulo Maja, ada yang dari Prumpung, ada yang dari Kambes, karena dulu kita belum tahu kalau di RW kita sebetulnya banyak," ungkapnya.

Sarono mengaku dirinya amat bertekad membiayai pendidikan anak kurang mampu lantaran berkaca pada dirinya sendiri yang juga hidup susah.

Bahkan, saking susahnya perekonomian Sarono, dirinya pun tak lulus SD.

"Jadi kita dulu mau sekolah aja susah banget, ya kita merasa, bahwa dulu mau beli ini susah, mau beli itu susah, jadi disekolahin biar jangan sampai seperti kita dulu lah," ungkapnya.

Lihat juga video “Poskota Terkini: Kasus Terinfeksi Varian Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 46 Orang”. (youtube/poskota tv)

Kendati memang, ekonomi Sarono juga tak begitu baik sebab penghasilan memecah batu terbilang kecil, namun yang patut dicatat yakni bahwa Sarono menganggap yang terpenting dari sebuah pekerjaan ketika dirinya mampu bermanfaat bagi masyarakat.

Sarono mengaku ketika dirinya mengalami kebutaan sempat dalam benak ada rayuan untuk menjadi pengemis, namun Sarono enggan melakukannya.

"Dalam benak saya juga bilang, 'jangan, kamu kan masih sehat, kaki masih bisa melangkah, tangan masih bisa diayunkan, telinga masih bisa mendengar, akal normal, gunakan itu," pungkas Sarono. (ardhi)

Tags:
tukang pecah batu tuna netrasekolahkan 65 anak yatim Dhuafacerita Saronoanak angkat Sarono

Administrator

Reporter

Administrator

Editor