Gelombang Ketiga Covid-19 Mengancam Jakarta, Pemprov DKI Libatkan Pakar untuk Antisipasi

Selasa 11 Jan 2022, 13:11 WIB
Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Alexandra_koch-621802)

Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Alexandra_koch-621802)

JAKARTA,  POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi adanya ancaman gelombang ketiga Covid-19 sejalan dengan melonjaknya penyebaran varian Omicron.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pihaknya melibatkan para pakar dalam menyusun langkah antisipasi serbuan Covid-19 gelombang ketiga.

"DKI sudah mempersiapkan tidak hanya sekarang, tapi tahun lalu juga ada potensi kemungkinan gelombang tiga. Kami sudah melibatkan semua pakar, ahli rapat-rapat koordinasi tidak pernah berhenti," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Senin (10/1/2022) malam.

Berkaca dari gelombang kedua pada Juni - Juli 2021 lalu, Pemprov DKI juga menggandeng semua pihak untuk mengantisipasi kelangkaan oksigen.

Selain itu Pemprov DKI juga mensiagakan seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas penunjangnya dalam menghadapi ancaman gelombang ketiga.

Ariza mengungkapkan, dengan adanya lonjakan kasus Omicron, saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) meningkat 9 persen.

Dari 3.385 tempat tidur yang tersedia, telah terpakai sebanyak 348.

Begitu juga dengan intensive care unit (ICU), dari 604 yang tersedia sudah terpakai sebanyak 31.

Meski begitu, angka keterisian tempat tidur dan ICU tersebut mengalami penurunan bila dibanding dengan tanda-tanda terjadinya gelombang kedua pada Juni-Juli 2021 lalu.

"Alhamdulillah, ini menandakan bahwa vaksin kita berhasil. Jadi sekali lagi kami pastikan semua warga mendapatkan vaksin bagi yang belum, segera, apalagi anak-anak, orang tua, yang komorbid, silahkan konsultasikan dengan dokter agar diperkenankan vaksin," pungkas Ariza.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini, kasus Omicron di Ibukota mencapai 407 orang.

"Dari 407 orang yang terinfeksi, 86 persennya atau sebanyak 350 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 57 lainnya adalah transmisi lokal," kata Dwi dikutip dari siaran Pers PPID, Selasa (11/1/2022).

Sementara kasus aktif Covid-19 di Jakarta naik sebanyak 255 orang yang terinfeksi. Sehingga total jumlah kasus aktif kini sebanyak 2.129 orang yang masih dirawat dan diisolasi.

"Perlu digarisbawahi bahwa 1.603 orang dari jumlah kasus aktif adalah pelaku perjalanan luar negeri," terangnya.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memprediksi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia khusunya DKI Jakarta akan terjadi pada periode bulan Februari hingga Maret 2022.

"Kalau bicara prediksi puncak nggak akan Januari. Indonesia itu selalu terlambat, kita ini beda gitu. Dari sisi geografis demografis ya. Dan yang rawan itu sebenarnya Februari-Maret karena akan banyak penduduk Indonesia yang menurun karena vaksinasi maupun infeksinya," ujar Dicky, kemarin. (yono)

Berita Terkait
News Update