JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga di sekitar Jalan Bungur Besar 17, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, mengeluhkan dan menolak rencana penutupan pintu perlintasan KA Kemayoran oleh PT KAI Daop I Jakarta pada Maret 2022 mendatang.
Halimatussadiyah (41), misalnya. Warga yang tinggal di Jalan Bungur Besar 17 RT 01 RW 04 tersebut, kepada PosKota.co.id mengeluhkan adanya rencana PT KAI Daop I Jakarta yang akan melakukan penutupan pintu perlintasan di wilayah tersebut.
"Kalau pintu perlintasan ini ditutup, saya sebagai Ibu-ibu yang setiap hari ke pasar lewat sini tentu bakal merasa diberatkan. Ini kan masih di dekat lingkungan perumahan warga ya, setiap hari kan warga pasti lewat sini, kalau ditutup ya otomatis warga sini harus cari jalan lain yang lebih jauh," kata Sadiyah saat diwawancarai, Senin (10/1/2022).
Namun, ujar dia, apabila memang pintu perlintasan di Jalan Bungur Besar 17 harus benar-benar ditutup, ia hanya meminta PT KAI Daop I Jakarta untuk memberikan solusi agar warga tak harus memutar jauh untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
"Saya pribadi bisa setuju sih kalau emang udah harusnya ditutup, tapi tolong kasih solusinya, misalnya bangun jembatan untuk ganti pintu perlintasan," ucapnya.

Halimatussadiyah (41) warga Jalan Bungur Besar 17, Kemayoran, Jakpus, mengeluhkan rencana PT KAI Daop I Jakarta yang akan menutup pintu perlintasan KA di Kemayoran. (Foto: PosKota.co.id/Cr 10)
"Ya paling tidak, kasih warga yang berjalan kaki akses untuk bisa nyeberang. Kan jauh banget itu kalau harus muter ke Jalan Garuda sana," sambung dia.
"Kalau yang naik kendaraan mungkin gak akan jadi masalah besar kalau harus nyeberang lewat Jalan Garuda, tapi yang jalan kaki harus ikut lewat Jalan Garuda juga kan kasihan, capek. Jarak dari sini ke sana aja bisa sampai 1 kilometer lebih," pungkas dia.
Sementara itu, tak jauh berbeda dengan penuturan Sadiyah, Intan Purbasari (48) warga Jalan Bungur Besar 17 RT 02 RW 02 juga mengeluhkan adanya proyek penutupan pintu perlintasan di wilayah tersebut.
Menurutnya, meski PT KAI berjanji akan memfasilitasi pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) untuk menggantikan fungsi pintu perlintasan. Namun, ia meminta agar pembangunan JPO nantinya dibangun tidak terlalu tinggi.
"Kalau jembatannya dibuat tinggi ya buat saya menyiksa lah, berapa banyak anak tangga yang harus saya lewatin buat nyeberang doang," papar dia.
Dia meminta, PT KAI untuk kembali mengkaji kembali rencana penutupan tersebut dan memikirkan kembali solusi yang paling baik bagi para warga sekitar yang terdampak.