"Kepada para pedagang, khususnya distributor juga, saya minta untuk tidak oportunis, tidak mengambil keuntungaan pada situasi ini. Kami mohon kerjasamanya, sehingga sinergi dapat kita dapatkan dan harha minyak goreng juga dapat kita kendalikan," imbuhnya.
"Khususnya bagi distributor, pedagang, agar tidak juga mengambil keuntungan. Kami harapkan di masa seperti ini kita mohon kerja samanya, sehingga sinergi semua pihak untuk membantu agar kebutuhan masyarakat Jakarta, termasuk minyak goreng harganya bisa dikendalikan," katanya
Sebagaimana diketahui, harga komoditas bahan pokok sejak masa Natal 2021 dan Tahun baru 2022 (Nataru), terpantau mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan seperti hal-nya cabai rawit merah, minyak goreng, dan telur ayam ras.
"Untuk harga cabai rawit merah di tingkat konsumen itu tercatat Rp 103.152 per kilogram. Kemudian, harga minyak goreng Rp 19.500 per kilogram, dan harga telur ayam ras itu sebesar Rp 30 ribu per kilogram," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati, Selasa (4/1).
Menurutnya, naiknya harga-harga bahan pangan tersebut, seperti hal-nya cabai rawit merah, disebabkan oleh terjadinya fenomena alam seperti badai La Nina yang mengakibatkan para petani gagal panen.
"Kalau petani mengalami gagal panen, otomatis cabai yang dipetik pun menjadi sedikit jumlahnya. Tetapi, permintaan barang (cabai) di pasaran tetap tinggi. Kan kalau gitu jadi gak berimbang, makanya harganya naik. Sedangkan untuk minyak goreng itu ya penyebabnya karena tingginya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia," kata dia.
"Kemungkinan sih akhir Januari 2022 ini akan terjadi puncak kenaikkan harga bahan pangan, salah satunya cabai rawit merah," tutup dia. (CR10).