JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Meski Pilpres 2024 masih dua tahun lagi, keriuhan mengenai sosok-sosok yang digadang-gadang maju sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) mulai menghangat.
Kekinian, nama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin disebut-sebut juga berpeluang menjadi capres/cawapres 2024.
Isu yang diembuskan, Budi Sadikin sebagai Menkes dinilai mampu membuat kebijakan yang pro terhadap rakyat dan lihai dalam ekonomi makro karena lama bergelut di dunia perbankan.
Namun, sejumlah pihak meragukan peluang Budi dalam bursa Pilpres 2024. Bahkan, ada yang menilainya sebagai guyonan. Alasannya, eks Wakil Menteri BUMN itu dianggap belum layak menjadi capres/cawapres.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo mengatakan pemilu adalah mencari seorang pemimpin sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
"Tentunya, yang pertama harus dipilih orang-orang yang mempunyai integritas, kapasitas dan loyalitas kepada negara," katanya kepada wartawan, dikutip Poskota.co.id, Kamis (6/1/2021).
Oleh karena itu, kata dia, posisi kepala negara harus paham tentang politik negara seperti apa. Ia pun mengingatkan capres mesti mengacu kepada aturan hukum.
"Auran hukum yang ada adalah capres harus diusung oleh partai politik. Persoalannya, dia (Menkes) punya tidak partai politik. kata kuncinya di situ. Wong yang punya partai politik saja tidak bisa mencalonkan presiden. Belum lagi soal akomodasi dan uang. kita tahu masyarakat kalau tidak ada uang tidak akan dicoblos," imbuhnya.
Candaan Politik
Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political review, Ujang Komarudin menilai munculnya isu Budi Gunadi Sadikin layak ikut Pilpres hanya candaan politik saja. Ia pun mempertanyakan elektabilitas Budi yang menurutnya masih kosong alias 0.
"Artinya rakyat pun tak mendukungnya. Jika ingin maju sebagai capres atau cawapres, mesti punya elektabilitas tinggi. Karena elektabilitas (keterpilihan itu) menjadi modal utama bagi capres atau cawapres," kata Ujang.
Ujang melanjutkan, isu yang berkembang hanya mengampanyekan Budi Sadikin saja. Dia juga menilai, meredanya Covid-19 bukan karena Budi Sadikin sebagai Menkes.
"Kansnya nol. Masih kosong. Isu tersebut melebih-lebihkan sosok Budi Sadikin," pungkasnya.
Komentar senada juga disampaikan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. Dia pun ikut mempertanyakan elektabilitas Budi Gunadi Sadikin karena namanya tak pernah muncul dalam setiap hasil survei.
"Karena itu, Budi Gunadi dilihat dari elektabilitasnya hingga saat ini belum layak dijadikan capres. Dengan keterpilihan yang belum ada, tentu tidak akan ada partai politik yang mau mengusungnya," timpalnya.
Selain itu, selama menjabat Menteri Kesehatan, kinerja Budi Sadikin tidak menonjol. Karena itu, elektabilitasnya diperkirakan akan sulit terkerek.
"Sebagai Menteri Kesehatan, juga tidak etis bila saat ini cawe-cawe untuk nyapres. Sebaiknya, Budi Gunadi konsentrasi saja menangani pandemi Covid-19 agar sirna dari negeri tercinta. Fokus pada tugas dan fungsinya akan lebih bijak dari latah ikut-ikutan nyapres," tuturnya.
Dketahui, sejumlah survei telah mendapatkan nama-nama menteri yang layak maju sebagai capres di Pilpres 2024 nanti.
Survei Litbang Kompas yang digelar pada Oktober 2021 lalu menempatkan empat nama menteri. Yaitu Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menkopolhukam Mahfud MD.
Survei lain dibuat Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), merilis enam nama menteri yang dianggap layak maju Pilpres 2024.
Berdasarkan perolehan suara terbanyak, mereka adalah Menparekraf Sandiaga Uno, Menhan Prabowo Subianto, Menko Ekonomi Airlangga Hartarto, Mensos Tri Rismaharini, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir. (*/ys)