AS, POSKOTA.CO.ID - Showroom mobil listrik Tesla Inc telah dibuka di wilayah Tiongkok. Hal ini memancing reaksi dari Gedung Putih.
Gedung Putih meminta perusahaan itu untuk bergabung dengan pemerintah Amerika Serikat dalam melawan dugaan pelanggaran hak asasi manusia Beijing di Xinjiang. Demikian dikutip dari laporan Antara pada Rabu (5/1/2022).
"Saya tidak dapat berbicara dengan situasi spesifik dari satu perusahaan tetapi sebagai masalah umum. Kami percaya sektor swasta harus menentang pelanggaran hak asasi manusia dan genosida di Xinjiang," kata Sekretaris Pers Jen Psaki mengatakan pada konferensi pers.
Pernyataan ini datang ketika pemerintahan Presiden Joe Biden berusaha untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas apa yang dianggap sebagai penindasan terhadap minoritas Muslim Uyghur di wilayah Xinjiang barat jauh. Termasuk penahanan yang tidak adil dan kerja paksa.
Pemerintahan Joe Biden telah memutuskan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing bulan depan sebagai protes atas pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok.
Presiden juga menandatangani undang-undang pada bulan Desember yang secara efektif melarang semua impor dari Xinjiang karena kekhawatiran atas penggunaan kerja paksa di sana.
“Masyarakat internasional, termasuk sektor publik dan swasta, tidak dapat berpaling dari apa yang terjadi di Xinjiang,” kata Psaki seraya memperingatkan bahwa perusahaan yang gagal menangani kerja paksa dalam rantai pasokan menghadapi masalah hukum, reputasi, dan risiko pelanggan yang serius di seluruh dunia.
Tesla mengatakan bahwa pihaknya memulai operasi di showroom baru di Urumqi, ibu kota Xinjiang, dalam sebuah unggahan hari Jumat di akun resminya di platform media sosial Tiongkok, Weibo.
Langkah Tesla ini memicu kritik dari para pembela hak asasi manusia. ***