TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Pedagang Pasar Induk Jatiuwung buang dagangannya karena tidak laku.
Berbagai barang dagangan dibuang oleh pedagang Pasar Induk Jatiuwung mulai dari sayur mayur hingga buah - buahan.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemerintah Kota Tangerang yang masih membiarkan Pasar Induk Tanah Tinggi beroperasi.
Diketahui Pasar Induk Jatiuwung baru beroperasi sekitar lima bulan belakangan ini.
Kebanyakan pedagang yang berjualan di pasar ini merupakan pedagang asal Pasar Induk Tanah Tinggi.
Adbul Majid, pedagang sayur mayur di pasar induk Jatiuwung, mengakui usahanya tidak berkembang sejak menempati pasar induk Jatiuwung.
Padahal, kata dia, saat berada di Pasar Induk Tanah Tinggi dagangannya cukup laris.
"Waktu itu ijinnya tidak bisa diperpanjang. Akhirnya saya pindah kesini tapi sampai jalan 5 bulan ini, ternyata pasar Tanah Tinggi masih diizinkan," jelas dia, Selasa (4/1/2022).
Menurutnya saat pembukaan awal pasar ini pemerintah berdalih tidak akan memperpanjang ijin pasar yang berada di tengah jantung kota tersebut.
"Peresmiannya di pertengahan bulan tahun lalu. Tapi sampai sekarang tidak ditutup - tutup," ujarnya.
Dia menambahkan dengan masih beroperasinya pasar Induk Tanah Tinggi, kata, jual - beli sayur mayurnya di Pasar Induk Jatiuwung menjadi sepi.
"Karena pedagang juga masih maunya beli disana. Engga ke pasar Induk Jatiuwung. Kami bukanya rugi lagi, malah engga dapat apa - apa," kata dia.
Senada dengan Abdul, Ade salah seorang penjual cabai rawit merah dan keriting di Pasar Induk Jatiuwung mengaku kesal dengan masih diizinkannya operasional pasar Induk Tanah Tinggi.
"Kalau tahu buntung ngapain saya berjualan. Ibaratnya saya datang cabai 10 ton, tapi yang laku cuma satu ton. Bukan rugi, tapi nyusahin," jelas dia.
Menurutnya, disetiap daerah hanya ada satu pasar Induk, dengan adanya dua pasar Induk.
Lihat juga video “Pokota Terkini: Richard Lee Kembali Diciduk Polisi Atas Dugaan Pencurian Data Ilegal”. (youtube/poskota tv)
Maka aktifitas usaha pedagang kecil tidak bisa bertumbuh.
"Emang Tangerang semana, pasar induk sampai dua. Harusnya cuma satu, kalau ini dibiarkan sama saja membunuh para pedagang," jelasnya.
Dengan kondisi itu, Ade berharap Pemerintah Kota Tangerang, segera bertindak tegas untuk menyelamatkan usaha pedagang di pasar rakyat tersebut.
"Harus segera bertindak. Dagangan kami bukan habis dibeli masyarakat, tapi busuk dibawa ke bak sampah. Karena tidak laku," pungkasnya. (muhammad iqbal)