JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pernah kah kalian mengalami sesuatu yang ingin dikerjakan, tapi lupa mau ngapain atau mau bilang apa.
Berdasarkan data yang dihimpun PosKota.co.id, sifat itu bukan menandakan pikun atau pelupa. Akan tetapi, fenomena itu sering disebut doorway effect.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Notre Dame, Amerika Serikat, yang diterbitkan dalam jurnal “Quarterly Journal of Experimental Psychology” tahun 2011, pintu alias doorway itu sendiri digambarkan sebagai batas acara yang bisa memisahkan antara aktivitas sebelum dan sesudah.
Ketika melewati batas tersebut, memori akan dikotak-kotakkan. Sehingga, rencana C yang Anda buat di situasi dan lokasi A, seperti tertinggal di lokasi A. Ketika Anda sudah berada di lokasi serta situasi C (tujuan utama), Anda justru tak bisa mengingat apa-apa.
Dikutip laman Bustle, ingatan seseorang umumnya bersifat episodik sehingga wajar rasanya jika Anda sering lupa, apalagi kalau sedang banyak pikiran atau banyak hal-hal yang mengalihkan perhatian.
Memori Anda juga terpecah menjadi beberapa segmen, saat berpindah dari satu pintu ke pintu yang lain, otak memberi sinyal kepada memori bahwa Anda memasuki ruang baru. Maka ingatan seperti di-reset, efek ini bukanlah gangguan fungsi otak yang perlu dikhawatirkan.
Untuk mengembalikan ingatan akibat doorway effect ini tidak terlampau sulit. Cukup dipicu atau diberi clue, maka ingatan awal akan kembali. Kondisi sering lupa akan menjadi hal yang mengkhawatirkan bila itu terjadi terlalu sering dan susah “dibangunkan” kembali ingatannya.
Meski demikian, sering lupa juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, yang kata dr. Alvin Nursalim, SpPD, dari KlikDokter, salah satunya adalah anemia.
“Seseorang bisa jadi pelupa karena anemia, yaitu kurangnya jumlah sel darah merah. Padahal, sel darah merah berfungsi mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuh,” jelas dr. Alvin.
Waspadalah jika sering lupa yang dialami juga disertai keluhan seperti lemas, lelah, dan sulit berkonsentrasi.
Selain karena anemia, dr. Alvin juga menambahkan bahwa sering lupa mungkin terjadi ketika Anda sedang terlalu banyak pikiran, stres, dan sedang jenuh. Ketiga kondisi tersebut bisa memengaruhi daya ingat.
Di samping kondisi kejiwaan, kurangnya aktivitas fisik juga berpengaruh pada daya ingat.
“Seseorang yang berusia muda dan tidak aktif secara fisik akan cenderung mudah pikun. Kurangnya aktivitas fisik juga membuat tekanan darah seseorang meningkat.
Begini cara meminimalkan frekuensi lupa mendadak tersebut.
1. Tetap fokuskan perhatian. Jika Anda tahu Anda mudah lupa atau mudah, jangan biarkan banyak hal mengalihkan perhatian.
2. Hindari melamun dan tetap pusatkan mata pada benda yang akan digunakan.
3. Melatih daya ingat dengan melakukan permainan asah otak seperti mengisi teka-teki silang, bermain scrabble, puzzle, menulis, dan bermain musik.
4. Buatlah catatan atau agenda tentang hal-hal yang akan Anda lakukan.
5. Perbanyak istirahat karena kelelahan juga bisa menyebabkan sering lupa.
6.Jangan sungkan minta bantuan orang lain untuk mengingatkan Anda. (jhn)