ADVERTISEMENT

Ibu-ibu Menjerit Sembako Naik, PKS: Hadiah Pahit Tahun Baru

Minggu, 2 Januari 2022 08:55 WIB

Share
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK), Kurniasih Mufidayati. (foto: ist)
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK), Kurniasih Mufidayati. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para ibu rumah tangga mendapat kado pahit Tahun Baru 2022 ini dengan melambungnya harga-harga pokok.

Harga kebutuhan sehari-hari seperti harga minyak goreng, cabai hingga telur meroket di pasaran.

Sebelumnya pemerintah juga menaikkan harga gas LPG nonsubsidi, rencana kenaikan tarif listrik nonsubsidi dan rencana penghapusan bensin Premium dan bensin Pertalite adalah kabar buruk bagi ibu rumah tangga yang selama pandemi terus terhimpit berbagai masalah ekonomi. 

"Ini hadiah pahit Tahun Baru bagi ibu rumah tangga di seluruh Indonesia. Ibu rumah tangga adalah pihak yang langsung terdampak dari meroketnya harga-harga ini. Belum hilang dari ingatan betapa tekanan terhadap ibu rumah tangga teramat tinggi selama pademi," kata Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK), Kurniasih Mufidayati, Minggu (2/1/2022).

Mufida mengatakan, ibu rumah tangga harus merangkap sebagai guru saat pembelajaran daring, harus merangkap sebagai tenaga kesehatan saat anggota keluarga ada yang terpapar Covid-19. 

Harus menghemat pengeluaran karena pendapatan suami menurun drastis atau bahkan terkena PHK karena Pandemi bahkan ada yang ditinggal wafat suami karena Covid-19.

"Segala tekanan berat itu kini harus ditambah lagi dengan melambungnya harga-harga pokok. Pemerintah harus segera intervensi untuk menurunkan harga bahan pokok dan membatalkan rencana kenaikan berbagai kebutuhan energi termasuk LPG, listrik dan penghapusan premium dan pertalite," terang Anggota Komisi IX DPR RI ini.

Ditambah lagi UMP yang ditetapkan dengan metode perhitungan dari UU Cipta Kerja hanya memiliki rata-rata kenaikan 1 persen saja.

"Kenaikan UMP yang hanya puluhan ribu itu kemudian dibenturkan dengan kenaikan berbagai bahan pokok dan kebutuhan energi rumah tangga, bisa jadi defisit dan kurang. Akhirnya masyarakat lagi yang dikorbankan," urainya.

Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS Diah Nurwitasari menambahkan jika pemerintah tetap ngotot menaikkan harga kebutuhan energi dasar yang dikonsumsi mayoritas warga dan menghilangkan bensin Premium dan Pertalite, maka pemerintah sedang melakukan kebijakan nirempati.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT