Ketidakadilan Distribusi Vaksin Corona Berdampak Global

Jumat, 31 Desember 2021 13:28 WIB

Share
Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Alexandra_koch-621802)
Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Alexandra_koch-621802)

POSKOTA.CO.ID - Diskriminasi dalam distribusi vaksin dan kurangnya akses yang adil terhadap obat-obatan dan peralatan medis memicu gelombang baru COVID-19 varian Omicron yang melanda dunia.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan diskriminasi dan apartheid terapeutik dari negara-negara kaya.

Direktur Badan Amal Global Justice Now Nick Dearden menyebutkan negara-negara miskin dan terbelakang masih belum memiliki akses minimum yang diperlukan untuk vaksinasi nasional terhadap penyakit ini. Demikian dilansir dari Pars Today pada Rabu (29/12/2021).

Hampir dua tahun sejak wabah COVID-19 melanda dunia. Ketersediaan vaksin dan dimulainya vaksinasi secara luas di berbagai negara meningkatkan harapan untuk mengendalikan penyakit ini selama periode ini.

Namun kurangnya distribusi vaksin yang tepat di antara berbagai negara telah memungkinkan pengendalian penyakit secara praktis di negara-negara kaya.

Statistik menunjukkan bahwa antara 11 November dan 21 Desember negara-negara kaya menerima 513 juta dosis vaksin corona.

Sementara semua negara Afrika hanya menerima 500 juta dosis vaksin corona tahun ini.

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam distribusi vaksin corona yang tidak adil di seluruh dunia.

Hal ini termasuk penimbunan vaksin, pembatasan ekspor dan pasokannya oleh negara-negara kaya, kurangnya infrastruktur untuk distribusi vaksin yang adil, dan kurangnya pendanaan yang memadai untuk negara-negara miskin.

Gelombang baru COVID-19 varian Omicron yang melanda dunia diakibatkan diskriminasi dalam distribusi vaksin serta kurangnya akses yang adil terhadap obat-obatan dan peralatan medis.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar