Terkuak! Gara-gara Ini Pelatih Thailand, Alexandre Polking Menangis Setelah Ganti Kiper Saat Final Piala AFF Indonesia VS Thailand Leg 1

Kamis 30 Des 2021, 14:08 WIB
Gara-gara ini pelatih Thailand, Alexandre Polking menangis setelah ganti kiper saat final Piala AFF Indonesia VS Thailand Leg 1. (foto IG @affsuzukicup)

Gara-gara ini pelatih Thailand, Alexandre Polking menangis setelah ganti kiper saat final Piala AFF Indonesia VS Thailand Leg 1. (foto IG @affsuzukicup)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gara-gara ini pelatih Thailand, Alexandre Polking menangis setelah ganti kiper saat final Piala AFF Indonesia VS Thailand Leg 1.

Tangis pelatih timnas Thailand Alexandre Polking terjadi usai pertandingan leg 1 partai final Piala AFF 2020 Rabu (29/12/2021) kemarin lantaran memasukkan penjaga gawang Kawin Thamsatchanan.

Polking memutuskan memasukkan Kawin Thamsatchanan di babak kedua lantaran untuk memberikan ingin kebahagiaan kepada Kawin Thamsatchanan yang sedang berduka.

Pada hari yang sama, ayahanda Kawin Thamsatchanan diketahui meninggal dunia.

Saat konferensi pers, Polking memang memainkan Siwarak sejak menit awal.

Polking menangis karena Kawin sedang berduka.

Tim Thailand memberikan penghormatan di Piala Suzuki AFF 2020 kepada Kawin.

Namun untuk menunjukkan rasa simpati dan penghormatan pelatih berusia 45 tahun itu memasukkan Kawin Thamsatchanan pada menit ke-75.

Pergantian yang dilakukan Polking saat waktu tersisa 15 menit itu terdengar jauh lebih pedih setelah peluit akhir dibunyikan.  

"Saya memasukkan Kawin karena ayahnya meninggal hari ini, dan saya ingin memberinya momen bahagia," jelas Polking, sebelum menangis yang dikutip dari ESPN. 

"Saya ingin menyatakan ini sebagai alasan karena saya harus memikirkannya sebelum memutuskan untuk memasukkannya. Saya tidak ingin itu terlihat seperti saya tidak menghormati Indonesia," ujar Polking.

Ayah Kawin, Pramual Thammasatchanan meniggal pada usia 64 tahun karena sakit kanker pankreas.

Almarhum  meninggal di rumah sakit Kasemrad, Bang Khaaw, Thailand pada 29 Desember sore waktu setempat.

Jenazah sang ayah akan menunggu kedatangan Kawin pada tanggal 3 Januari 2022 untuk dimakamkan. 

Rencananya setelah kembali dari Singapura, Kawin Thamsatchanan pada 3 Januari 2022, proses pemakaman akan dilangsung oleh pihak keluarga.

Sebelumnya, Kawin pernah berjanji bahwa untuk membawa pulang trofi juara Piala AFF 2021 untuk sang ayah.

Polking juga menjelaskan mengapa Kawin sebelumnya meninggalkan tim untuk kembali ke Thailand, dengan alasan resmi yang diberikan karena masalah keluarga, sebelum kembali bergabung dengan skuad.

Sementara di media sosial, supporter Indonesia awalnya tersinggung dengan sikap Polking yang memasukkan Kawin karena saat itu masih cedera.

Tetapi setelah kabar sebenarnya terungkap supporter Indonesia memahami niat Poking yang ingin memberikan kebahagiaan kepada Kawin.

Saat ini tim Gajah Perang sudah mengantongi 4 gol untuk partai final Piala AFF 2020 yang digelar dua partai itu.

Tim Thailand dengan skuadnya sudah di atas angin meraih gelar Piala AFF yang ke-6.

Sedangkan untuk Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya membutuhkan perjuangan ekstra dengan mencetak 4 gol tanpa balas ke gawang Thailand.

Skuat Garuda untuk memenangkan pertandingan yang akan digelar pada 1 Januari 2022 di National Singapore Stadium membutuhkan kekuatan tim, taktik yang bagus, dan keberuntungan untuk menghancurkan pertahanan skuat Gajah Perang.

Dibantai 0-4 oleh Thailand di leg pertama final Piala AFF 2020 di National Stadium, Rabu (29/12/2021), pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengakui tidak menyangka akan banyak kemasukan gol ke gawang tim Garuda.  

Banyak pemain yang baru pertama berlaga di babak final dan juga gol cepat dari Thailand membuat pada pemain Indonesia seperti kurang fokus dan sering kehilangan bola dari Thailand.

Lihat juga video “Rusak Tanaman Perkebunan, Hama Babi Liar Diburu Warga”. (youtube/poskota tv)

“Sampai final para pemain memang sudah mempersiapkan bekerja keras, tapi banyak pemain yang baru pertama kali main di final dan juga kemasukan gol yang sangat cepat jadi mempersulit kami sendiri,” ujar Shin Tae-yong setelah laga usia.

“Dan juga babak terakhir ada peluang yang baik dari Dewangga, tetap tidak bisa menjadi gol. Memang Thailand sangat sempurna, sebaliknya kami banyak kekurangannya, Kami mengakui kekalahan ini dan kami akan persiapkan lebih baik untuk pertandingan selanjutnya,” jelas pelatih asal Korea Selatan ini.

Berita Terkait

News Update