ADVERTISEMENT

Langkah Pentagon Menekan Ekstremisme di AS

Selasa, 28 Desember 2021 13:28 WIB

Share
Pentagon (Sumber: Washington Times/AP)
Pentagon (Sumber: Washington Times/AP)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AS, POSKOTA.CO.ID - Tindakan keras baru Pentagon atas anti ekstremisme pada aktivitas media sosial menargetkan apa yang dianggap tidak dapat diterima di tempat lain dalam kehidupan pelayan publik.

Seperti T-shirt yang dikenakan tentara, stiker bemper yang ditempel di mobil tentara, slogan, dan simbol bertato di tubuh prajurit.

Panduan Departemen Pertahanan yang dirilis pekan lalu menawarkan definisi baru untuk apa yang dimaksud dengan “partisipasi aktif” oleh personel militer dalam kelompok kebencian atau organisasi ekstremis.

Pembaruan paling penting untuk kebijakan Pentagon berpusat di media sosial.

Pelayan publik berpotensi menghadapi konsekuensi jika mereka membagikan, menyukai, atau memperkuat pesan kebencian di Facebook, Twitter, atau di tempat lain. Tetapi internet hanya salah satu jalan.

“Dengan sengaja menampilkan perlengkapan, kata-kata, atau simbol untuk mendukung kegiatan ekstremis atau mendukung kelompok atau organisasi yang mendukung kegiatan ekstremis seperti bendera, pakaian, tato, dan bemper stiker, baik di dalam maupun di luar instalasi militer” merupakan pelanggaran terhadap kebijakan tersebut menurut panduan Pentagon.

Pedoman yang diperbarui pasti akan kontroversial. Beberapa kritikus berpendapat inisiatif ekstremisme Departemen Pertahanan berpotensi membuka pintu bagi kaum konservatif dan Kristen untuk dicap ekstrem akibat pandangan mereka tentang aborsi, misalnya.

Pentagon telah menolak kritik tersebut. Pejabat militer telah menekankan upaya anti ekstremisme ini tidak ada hubungannya dengan politik dan malah ditujukan untuk mengidentifikasi pelayan publik yang mungkin bersedia untuk mengambil bagian dalam pemberontakan kekerasan, seperti serangan 6 Januari di Gedung Capitol.

Dilansir dari Washington Times pada Senin (27/12/2021), meluncurkan anti ekstremisme adalah salah satu tindakan pertama Sekretaris Pertahanan Lloyd Austin setelah menjabat pada Februari hanya beberapa minggu setelah serangan 6 Januari. Kepala Pentagon telah membingkai perang melawan ekstremisme sebagai masalah kesiapan militer.

“Kami percaya hanya sedikit yang melanggar sumpah ini dengan berpartisipasi dalam kegiatan ekstremis tetapi bahkan tindakan beberapa orang dapat berdampak besar pada kohesi unit, moral, dan kesiapan dan kerusakan fisik beberapa kegiatan ini dapat menimbulkan merusak keamanan warga kami,” kata Lloyd Austin dalam sebuah memo pekan lalu.  

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT