GELAK tawa dan canda, tak henti-hentinya memenuhi ruangan satu rumah makan di luar kota. Pokoknya itu suasana heboh,bukan sekadar ngobrol ngalor ngidul yang juga disertai gurauan, tapi ada juga yang melantunkan lagu-lagu nostalgia.
“Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan, setelah aku jauh berjalan dan kau kutinggalkan….!” Senandung mereka dengan suara masih lumayan bagus, serak-serak basah.
Siapa sih mereka itu? Kalau mau tahu, itu adalah generasi angkatan remaja tahun 70-an. Jika umur mereka, pada masa itu sekitar 17 sampai 25 tahun, bisa dibayangkan, berapa usia mereka sekarang. Ya, pasti sudah di atas 60-an tahun. Sudah tua alias tuir, ya? Tapi, gayanya kok masih kayak anak-anak muda?
Iya, dong. Itulah manusia. Kalau sudah bertemu, sahabat lama, berkumpul maka semangat mereka adalah semangat ketika mereka masih muda dulu. Ya, remaja, dan gaya itu seakan ingin mereka ulang kembali. Dan dari mereka bilang, “Kayaknya kita kumpul kayak gini baru kemaren sore ya. Ketika mereka nongkrong di satu lorong dan bergadang sampai larut, bahkan sampai pagi hari. Walaupun sudah diingatkan sama Bang Haji Roma,” Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya….!”
Tapi mana ada yang pada nurut sama nasihat yang baik itu. Maklumlah namanya juga orang muda. Mereka malah asyik-asyik aja sambil main gitar,makan ayam bakar, yang bisa jadi dari kadang tetangga?
Ya, sudahlah, itu semua kan sudah berlalu? Kini tinggal menjalani sisa hidup. Bahwa pertemuan atau reuni semacam ini memang sangat dibutuhkan untuk membangun dan menumbuhkan serta manjaga imun, kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Ini juga ada kisah dari para sahabat, dimana ada beberapa kawan mereka yang telah tiada, meninggal gegara penyakit Covid.
Lalu apa lagi yang sedang terjadi pada sahabat yang lain? Ya, namanya juga sudah dimakan usia. Masing-masing pada punya cerita soal penyakit yang diderita. Ada yang punya pabrik gula darah, asam urat, kolestrol, darah tinggi,darah rendah,vertigo, obesitas ada juga yang kurus kering. Ya, macam-macam penyakitlah. Dan ada yang struk dan harus duduk di kursi roda.
Lengkaplah. Tapi, apa kita melihat derita yang ada di mata mereka. Oh, ternyata mereka gembira. Malah dengan semangat mereka berteriak menyongsong tahun baru. Dan tentu saja sambil berdendang. ”Kapan-kapan kita berjumpa lagi, mungkin esok atau di lain hari…..!” (massoes)