“SELAMAT sore kakek, sepertinya lagi santai?” sapa sang cucu kepada kakeknya.
“ Oh sore juga cucuku. Iya lagi nyantai sambil baca berita soal kritik mengkritik” jawab sang kakek.
“ Berarti ada yang dikritik dan yang mengkritik dong kek?”
Si kakek tersenyum cucunya cukup cerdas menafsirkan kata yang baru saja diucapkan.
Ya, soal kritik mengkritik berarti di dalamnya ada orang atau pihak yang mengkritik dan dikritik. Juga ada isi kritikan yang disampaikan kepada orang yang dimaksud.
Hanya saja , sering kritikan tidak ditujukan langsung kepada orangnya, tidak menyebutkan nama orangnya, hanya melalui simbol, indikasi atau ciri – ciri orang yang dikritik.
“Kalau mengkritik tidak langsung menyebut orangnya, namanya menyindir dong kek?” tanya cucu kepada kakeknya.
“Bisa dikatakan begitu, walaupun berbeda, beda tipis saja,” jawab kakek sambil tertawa.
Merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyindir berarti mengkritik (mencela, mengejek dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang.
Jika seseorang merasa tersindir, kemudian merespons dengan sindiran juga, maka terjadilah sindir menyindir. Dengan begitu, masyarakat semakin paham dan memperoleh kejelasan siapa orang yang disindir atau dikritik, meski pada awalnya tidak menyebutkan nama.
Mendengar penjelasan ini, sang cucu bertanya ” Kalau boleh tahu, siapa yang dikritik kek?”