Tapi itu terlambat bukan atas kemauan kita, mereka yang hambat jalan kita buat tugas..
Bisa saja saya terobos itu parkiran, tapi saya gak tega.
Saya juga bingung gimana harus ganti ruginya kalau saya lakukan itu.
"Saya kurang tahu kalau soal ada yang pegang wilayahnya. Saya juga gak pengen tahu siapa yang pegangnya. Orang udah ada Perdanya, seharusnya kan dia ngerti kalo udah ada larangan di situ," pungkas Samsudin dengan ekspresi geram.
Sementara itu di sisi lain, Nia (36/bukan nama sebenarnya), seorang pedagang yang menjajakan dagangannya di sisi kanan jalan Pendawa, tepartnya di seberang Apartemen Casablanca menuturkan, alasan banyaknya sepeda motor yang terparkir di sisi karena tidak adanya pungutan uang parkir.
Lihat juga video “Sidang Isbat, Piluhan Pasutri Dapatkan Dokumen Nikah Resmi”. (youtube/poskota tv)
"Mereka parkir di sini karena cari yang gratis lah. Kalo di dalam kan umum, harus bayar. Dulu sih iya parkir di sini bayar, tapi kalo sekarang karena yang jaganya udah pada dapet kerja jadi gak ada lagi yang nagihin uang parkir," kata dia.
"Di sini emang gak bayar parkir, tapi risikonya ban dikempesin sama Dishub, kalau mobil udah pasti diderek. Atau ilang juga pernah di sini, namanya juga gratis," sambungnya.
"Yang dulu pegang wilayah emang Ormas, tapi itu yang tadi saya bilang. Karena udah pada dapet kerja mereka udah gak pernah ke sini buat nagihin uang parkir. Tapi kalau pedagang ada uang keamanan dan kebersihan, tapi bukan Ormas yang dulu yang pegangnya," tutupnya. (cr10)