Jalesveva Jayamahe 

Sabtu 18 Des 2021, 07:00 WIB

Kemudian dalam pandangan lainnya, Khana juga meyakini bahwa masa depan dunia berada di Asia. Berdasarkan analisanya, konektivitas yang telah dibangun oleh Presiden Jokowi ditempatkan sebagai suatu lompatan strategis agar Indonesia menjadi trendsetter bukan menjadi follower dalam kompetisi global masa depan.

Meskipun pandangan Khanna lebih dipengaruhi oleh teori geopolitik dari Karl Haushofer, tentang pivot area yang berada di kawasan Euro-Asia, namun apa yang disampaikan Parag Khanna tentang masa depan di Asia senafas dengan pemikiran Sukarno pada tahun 1930-an yang menegaskan bahwa masa depan dunia berada di Pasifik. 

Dengan cara pandang itu, maka Presiden Jokowi telah meletakkan Indonesia pada koridor strategis. Hanya sayang sekali, bahwa kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia tersebut belum sepenuhnya dijabarkan dalam perspektif ideologis-geopolitik, hingga ke desain teknokratik.

Diperlukan upaya serius guna menjabarkan pokok-pokok doktrin Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Hal ini bisa dimulai dari doktrin, kebijakan politik, kelembagaan maritim, transformasi budaya maritim, industri maritim, hingga bermuara pada perencanaan koridor strategis yang menjadi titik-titik connectivity Indonesia terhadap dunia.

Hal yang terpenting adalah perubahan paradigma Indonesia sebagai bangsa maritim, yang diikuti dengan bangunan pertahanan maritim, ekonomi maritim, hingga kekuatan rakyat yang menjadi aktor kunci dalam transformasi besar-besaran agar Indonesia menjadi bangsa maritim.

Keseluruhan proses tersebut memerlukan kepemimpinan intelektual dimulai dari Presiden. kepemimpinan intelektual melahirkan visi, ide dan gagasan. Visi menumbuhkan semangat, tekad, dan berbagai agenda strategis untuk mewujudkannya.

Kini perhatian ke laut semakin penting, akibat bencana ekologi yang semakin dahyat, dan mengancam peradaban umat manusia. Laut menjadi tempat yang paling menderita akibat eksploitasi berlebihan di darat yang melupakan kelestarian alam.

Laut berubah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa ketika sungai-sungai hanya menjadi alur distribusi sampah-sampah daratan yang menghancurkan ekosistem laut. Laut kini begitu menderita akibat eksploitasi yang berlebihan atas pembangunan yang mengabaikan keseimbangan alam raya.

Dampaknya makin serius berupa bencana ekologi. Kenaikan muka air laut akibat pemanasan global misalnya, telah menciptakan anomali iklim dengan daya rusak yang begitu besar.

Atas kondisi tersebut, diperlukan upaya untuk menyelamatkan laut. Sebab keseluruhan ekologi laut adalah kehidupan yang memastikan kelangsungan hidup umat manusia.

Penghijauan di hulu sungai melalui penghutanan kembali hulu sungai guna menyelamatkan sumber mata air, dan gerakan membersihkan sungai sebagaimana dipelopori oleh MegawatI Soekarnoputri melalui gerakan mencintai bumi nampaknya sederhana. Namun jika hal tersebut menjadi gerakan kolektif atas dasar kesadaran akan begitu berarti bagi kelangsungan hidup ekologi laut. 

Dengan menambahkan tema tentang pentingnya menjaga laut sebagai ekologi kehidupan manusia, maka lengkaplah keseluruhan konsepi Indonesia tentang laut sebagaimana digagas oleh Bung Karno, Djuanda, hingga Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.

Berita Terkait

Pasangan Anies-Emil untuk 2024

Selasa 21 Des 2021, 14:59 WIB
undefined

Lomba Pencitraan

Senin 27 Des 2021, 06:30 WIB
undefined

News Update