Dalam perjalanannya, PPAD merupakan organisasi yang relatif baru. Sejak dibentuk tahun 2003, baru dua kali berganti ketua. Yang pertama, dari Letjen TNI (Purn) Soeryadi (Wakasad 1993-1995) kepada Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri (Wakasad 2000 – 2002). Yang kedua, dari Kiki Syahnakri kepada Letjen TNI (Purn) Doni Monardo.
“Kebetulan, jenderal Soeryadi angkatan tahun 60-an, saya angkatan 70-an, dan pak Doni angkatan 80-an. Saya bersyukur, PPAD bisa terus melakukan penyegaran. Saya harap, penyegaran tidak saja di level ketua, tapi juga di jajaran pengurus, supaya lebih akseleratif. Pak Doni sebagai ketua terpilih, akan menjalankan fungsi formatur tunggal menyusun kepengurusan,” papar Kiki.

Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Doni Monardo secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) periode 2021-2026. (foto: ist)
Kiki menaruh harapan besar terhadap Doni Monardo, untuk membawa PPAD lebih maju. Ia setuju sepenuhnya gagasan politik kesejahteraan yang digulirkan penggantinya itu.
“Memang memerlukan effort yang tidak mudah, terutama aspek pendanaan, tapi saya kira pak Doni bisa mengatasinya,” ujar Kiki.
Besarnya harapan yang diletakkan di pundak Doni, bukan tanpa alasan. Kiki pernah menjadi atasan Doni Monardo.
Sebagai prajurit yang banyak pengalaman di medan operasi Timor Timur, Kiki pernah membawahkan Doni Monardo sebagai prajurit Kopassus yang diterjunkan di sana.
“Terakhir, saat saya Pangdam IX/Udayana, pak Doni adalah salah satu Danyon saya di Singaraja,” ujar Kiki, Panglima Penguasa Darurat Militer Timor Timor (1999).
Harapan yang sama disampaikan oleh Mayjen TNI (Purn) Haposan Silalahi, sebagai Ketua Munas IV PPAD. “Saya diminta memimpin Munas PPAD mungkin karena saya yang paling tua,” ujar Haposan sambil tertawa.
Haposan Silalahi pernah menjabat Kasdam di Papua, lalu Kababinkar ABRI, Dirjen di Kementerian Pertahanan, dan terakhir Irjen di Kementerian Pertambangan dan Energi, zaman kementerian itu dipimpin oleh Letjen TNI (Purn) IB Sudjana (1993-1998).
“Prinsip saya, perbanyak teman dan utamakan kejujuran,” ujar Haposan yang termasuk pendiri PPAD itu.
Hasil pembicaraan para pendiri PPAD serta pengurus, sampai pada kesimpulan bulat mengenai pentingnya regenerasi. Pentingnya PPAD dipimpin oleh prajurit yang baru saja pensiun, agar up date terhadap situasi dan perkembangan.
“Maklumlah, kami-kami yang lebih tua ini kan gagap teknologi, tapi jiwa korsa dan semangat pengabdian untuk merah putih ini masih membara,” ujar Haposan, semangat.