AS, POSKOTA.CO.ID - Penelitian terbaru yang diterbitkan olehh American Journal of Preventive Medicine telah menemukan korelasi antara nikotin vaping dan impotensi.
Dari penelitian itu ditemukan bahwa pengguna rokok elektrik (vape) dari kaum pria dua kali lebih mungkin menderita disfungsi ereksi dibandingkan dengan non-vapers.
Melansir laporan dari NYPost, studi yang dilakukan oleh dokter di Fakultas Kedokteran Universitas New York dan Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins itu juga termasuk adanya data dari Studi Penilaian Populasi Tembakau dan Kesehatan (PATH).
Disebutkan bahwa membatasi ruang lingkup untuk pria di AS berusia 20 hingga 65 tahun yang menanggapi pertanyaan tentang disfungsi ereksi untuk survei.
Dari 13.711 peserta yang disertakan, sekitar 1.920 (14 persen) mengatakan mereka saat ini menggunakan produk tembakau selain rokok.
Sekitar setengah dari semua peserta mengatakan mereka adalah mantan perokok, sementara sekitar 2.880 (21 persen) menganggap diri mereka saat ini
Dibandingkan dengan pria yang tidak pernah menggunakan rokok elektrik, vapers 2,2 kali lebih mungkin mengalami disfunsgi ereksi.
"Analisis kami memperhitungkan riwayat merokok para peserta, termasuk mereka yang tidak pernah merokok sejak awal,” kata penulis utama studi tersebut, Dr. Omar El Shahawy, dalam sebuah pernyataan untuk NYU Langone.
“Jadi ada kemungkinan bahwa vaping e-rokok setiap hari dapat dikaitkan dengan kemungkinan disfungsi ereksi yang lebih tinggi terlepas dari riwayat merokok seseorang," tambahnya.
Para peneliti melangkah lebih jauh dengan memfaktorkan mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya.
Dari situ diketahui pemicu disfunsi ereksi karena sirkulasi darah yang buruk, mengurangi jumlah peserta mereka menjadi 11.207 - di mana 1.143 (10,2 persen) dilaporkan mengalami serangan impotensi.
Tercatat bahwa 5,5 persen di antaranya melaporkan vaping sesekali sementara 2,5% melaporkan kebiasaan sehari-hari.
Secara total, pengguna rokok elektrik (vape) dalam sampel ini menderita disfungsi ereksi pada tingkat 2,4 kali lipat dari non-pengguna.
“Mengingat bahwa banyak orang menggunakan rokok elektrik sebagai bentuk pengurangan bahaya merokok atau untuk membantu mereka berhenti merokok,” ujar El Shahawy.
“Kita perlu menyelidiki sepenuhnya hubungan antara produk vaping dan disfungsi ereksi, dan dengan demikian lebih memahami implikasi potensial bagi pria. kesehatan seksual.” sambungnya.
“Temuan kami menggarisbawahi perlunya mempelajari pola penggunaan rokok elektrik yang relatif lebih aman daripada merokok.” Tutup El Shahawy. (cr03)