SERANG, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 230 pedagang yang berasal dari Pasar Teman Sari direlokasi ke Pasar Kepandean Serang, pada pertengahan bulan Oktober 2021 lalu.
Mereka dijanjikan oleh Pemkot Serang tempat berjualan secara gratis di lokasi yang sudah disediakan.
Tempat berjualan yang disediakan hanya sebidang lahan yang sudah dirapihkan tanpa ada tempat untuk meneduh.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Wasis Dewanto mengaku, ketika dirinya melakukan survei ke lokasi ternyata para pedagang mempunyai inisiatif masing-masing untuk membuat awning (tempat neduh) untuk menambah kenyamanan mereka berjualan agar tidak terkena hujan dan panas.
"Itu masing-masing pedagang yang buat, inisiatif sendiri," kata Wasis.
Namun realitanya, pembuatan awning itu dikordinir oleh UPT Pasar, dimana masing-masing pedagang diminta biaya pemasangan sebesar Rp4,5 juta untuk lapak dengan ukuran sekitar 2,5 X 3 meter.
Awning yang disiapkan UPT Pasar itu sendiri hanya berupa empat sisi baja ringan berikut dengan atapnya.
Yang berdasarkan informasi yang diterima, nilai biayanya hanya sekitar Rp3 juta.
Salah seorang pedagang di pasar Kepandean CY (56) menuturkan, pada saat pertama kali ke sini dirinya diminta uang pembuatan awning sebesar Rp4,5 juta.
"Bayarnya di orang kantor (UPT). Saya bayarnya cash, nggak boleh nyicil. Kecuali mungkin kalau kenal, bisa nyicil kayanya," ucapnya, Selasa (30/11/2021).
Namun saat diminta bukti pembayaran kwitansinya, CY yang ditemani istrinya itu mengaku tidak menerima kwitansi pembayaran dari pihak UPT.
"Cuma diberikan selebaran kertas pemberitahuan saja, bukan kwitansi," katanya.
CY menambahkan, dirinya terpaksa membayar sejumlah uang itu karena ingin sedikit nyaman berjualan.
Karena kalau tidak, itu hanya disediakan lahannya saja, sedangkan untuk meja dan lain sebagainya disiapkan sendiri.
"Ya, kaya gitulah kalau ga bayar mah," katanya sambil menunjuk meja-meja pedagang yang berbaris di depan rukonya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, puluhan meja para pedagang terlihat kosong ditinggal pemiliknya.
Meja-meja itu berbaris tak beraturan yang beratapkan langit.
Sedangkan dibeberapa sisinya, ada beberapa ruko yang memang sudah sejak lama berdiri. Kemudian tepat di sisi jalan tampak berbaris pedagang yang sudah berjualan di bawang teduhnya awning yang berikan bayar.
CY melanjutkan, selain itu, ada juga iuran yang diminta oleh petugas pasar, dimana setiap harinya bisa mencapai tiga kali jenis iuran masing-masing Rp2.000.
"Katanya mah untuk kebersihan, keamanan dan satu lagi saya lupa. Tapi itu ada karcisnya," ucapnya.
Namun meskipun demikian, tambahnya, kondisi di pasar Kepandean ini sudah mulai ramai ketika subuh sampai pagi hari.
Sehingga hal itu berdampak kepada omset penjualannya yang sudah mulai ada perbaikan.
"Alhamdulillah sekarang mah sudah mulai ramai, dalam sehari bisa dapet omset sekitar Rp1,5 juta mah," katanya.
Tapi jika dibandingkan dengan omset pada saat masih di pasar Taman Sari, CY mengaku masuk jauh.
"Tapi sudah cukup lumayanlah segini mah," imbuhnya.
Jumlah lapak yang disediakan Pemkot di pasar Kepandean sendiri sangat terbatas hanya 80 petak.
Untuk mensiasati kekurangannya, bisa menggunakan Pasar Lama yang sudah disiapkan bangunannya.
Untuk itu, tidak sedikit pedagang yang tidak bisa membayar uang awning itu pindah ke Pasar Lama meskipun jumlah ruko di pasar lama juga sangat terbatas. (kontributor banten/luthfillah)