Kerja Jadi Tenaga Penjual Jadi Korban 'Tenaga Kuda'

Selasa 30 Nov 2021, 07:30 WIB
Nah ini dia, kerja jadi tenaga penjual jadi korban 'tenaga kuda'. (ilus/poskota)

Nah ini dia, kerja jadi tenaga penjual jadi korban 'tenaga kuda'. (ilus/poskota)

Di tempat inilah si boss mengajak Dinik sampai gobyoss, mandi keringat, meski ruangannya ber-AC.

Tapi saat pulang baru pukul 22:00 malam cucuk (sesuai) sekali, sebab Dinik diberi tip sampai jutaan.

Di rumah jika ditanya suami kenapa sampai malam, jawabnya: “Promosi sampai luar kota!”

Padahal aslinya, yang dipromosikan bersama boss bukan alat-alat kecatikan itu, tapi justru “aset” miliknya sendiri.

Dan boss menikmati dengan lahapnya, seperti tukang macul ketemu nasi sebakul.

Tapi Dinik menikmati saja, karena boss selalu memberinya lebih, meski itu bukan berarti “kelebihan bayar” sebagaimana di Pemda DKI.

Pada akhir bulan Dinik bisa beli barang-barang bagus, misalnya pasang AC, beli mesin cuci.

Jika ditanya suami duit dari mana, jawabnya ada bonus dari kantor.

Aneh kan, bonus kok keluar bisa tiap bulan, padahal di musim pandemi Corona.

Tapi karena itu semua mengurangi beban ekonomi keluarga, Sayanto jadi tak begitu kritis pada istrinya.

Mirip anggota DPRD yang sudah diajak makan malam oleh gubernur.

Skandal Dinik bersama boss baru terbongkar ketika HP istri ketinggalan dan kemudian diacak-acak isinya oleh Sayanto.

Berita Terkait

News Update