Sebagai pemilik kampus pendidikan kesehatan, Rudi Bachrul, 40, memang banyak duit.
Tapi duit dari bisnis pendidikan kesehatan itu malah untuk manjakan nafsunya yang tidak sehat.
Buktinya dia digerebek istri sendiri di hotel bersama seorang WIL.
“Kau usir aku ternyata untuk begituan,” omel istri merepet-repet.
Di mana pun lelaki sama, ketika bisa masak kenthel barang sedikit, keinginannya sudah macem-macem. Jika duit itu diinvestasikan di rumah maupun tanah, itu bagus.
Tapi banyak pula yang diinestasikan pada “sawah” sepetak yang sejengkal tidak nyampe.
Begitu banyaknya lelaki model demikian, maka berita permesuman tak pernah sepi.
Pendek kata, dari Sabang sampai Merauke berjajar tukang-tukang selingkuh!
Dari Kupang (NTT), Rudi Bachrul juga tercatat sebagai lelaki pemuja syahwat.
Dia tak puas dengan porsi atau menu di rumah, sehingga mencoba “menu” lain yang lebih menjanjikan dan full sensasi.
Kebetulan secara keuangan sangat mendukung, karena dia pemilik yayasan yang menyelenggarakan pendidikan kesehatan.
Bayangkan, baru pendaftaran sudah puluhan juta, belum lagi biaya persemester.
Cewek yang menjadi gebedan Rudi Bachrul memang cantik dan lebih muda dari istrinya.
Ibarat rengginang Ciamis, rasa Mira, 33, renyah sekali. Biar janda, tapi jam terbangnya belum banyak.
Kalau bahasa iklan mobil: tangan pertama, jarang pakai, bekas dokter.
Entah kenapa profesi dokter dibawa-bawa, memangnya seorang dokter selalu hidup bersih dan rapi?
Yang jelas Mira warga Kota Lama ini mengimbangi cinta Rudi Bachrul meski sononya masih ada istri dan anak.
Baginya, mencintai tak harus memiliki, yang penting duit terus mengalir ke sini.
Ada uang baru ada goyang. Dan keduanya setiap menuntaskan syahwatnya di hotel.
Ironis kan, pemilik yayasan pendidikan kesehatan, tapi cara menyalurkan syahwatnya tidak sehat.
Seperti lazimnya praktek perselingkuhan era digital, komunikasi Rudi – Mira lewat WA dan videocall.
Padahal ketika lengah, jejak digital ini mudah dilacak. Dan itu pula yang terjadi, chat mesum Rudi Bachrul terbaca oleh istrinya. Sinta, 37.
Tentu saja dia mencak-mencak. Dasar lelaki, baru bisa masak kenthel saja sudah maju macem-macem.
Dan seperti biasanya, lelaki selalu mau menang sendiri. Bukan minta maaf, tapi justru Sinta diusirnya dari rumah di kampung Naebobo.
Maka sejak 3 bulan lalu pasutri ini sudah pisah ranjang sekaligus rumah.
Istri kembali ke rumah orangtuanya, dan Rudi Bachrul semakin bebas melampiskan syahwatnya di tempat yang tidak resmi. Memang asyikan, tapi tidak halalan tayiban.
Meski terusir, tapi Sinta tak rela rumahtangganya dihancurkan pelakor model Mira.
Dia ingin penjarakan keduanya sebagai pelajaran.
Maka diam-diam Sinta membuntuti gerak-langkah suaminya, dari kampus miliknya sampai ke hotel tempat mengumbar syahwatnya.
“Tunggu tanggal mainnya, kalian bakal kena batunya," ancam Sinta.
Lihat juga video “Aksi Curanmor di Cengkareng, Motor Milik Cleaning Service Raib”. (youtube/poskota tv)
Minggu lalu Sinta berhasil menemukan hotel tempatnya Rudi-Mira mangkal memanjakan alat vital.
Tapi sial dangkalan, ibarat baca buku baru sampai “kata pengantar” penerbit, sudah digerebek polisi.
Tentu saja Mira dan Rudi kelabakan menyelamatkan “aset” masing-masing.
Pakai baju sampai terbalik-balik. Keduanya lalu digiring ke Polres Kupang.
Dalam penggerebekan itu berhasil disita bir dan alat kontrasepsi.
Keduanya dikenakan pasal perzinaan dengan ancaman hukuman paling lama 9 bulan penjara.
Pas bandrol, perzinaan itu jika jadi bocah juga berproses selama 9 bulan. (GTS)