Oleh Guruh Nara Persada, Wartawan Poskota
LIBUR Natal dan tahun baru segera tiba. Suka cita di kedua hari besar tersebut terbayang di depan mata. Namun lagi-lagi kita harus tetap waspada.
Keceriaan libur akhir tahun bisa jadi petaka. Menyusul peringatan dan prediksi yang dikeluarkan pemerintah akan adanya potensi serangan gelombang ketiga virus Corona.
Prediksi tersebut sedianya harus menjadi peringatan. Mengingat kita masih memiliki waktu untuk bersiap kembali berperang melawan virus mematikan.
Masih ada kesempatan untuk memutarbalikkan keadaan. Bagaimana caranya? Jawabannya hanya ada diri kita.
Cerita pilu akan tingginya kasus Covid-19 yang selaras dengan angka kematian di serangan gelombang kedua seyogyanya menjadi pengalaman yang memilukan.
Modal vaksinasi nyatanya belumlah cukup untuk menjadi alasan kita lalai dan abaikan wabah virus yang telah menjangkit negeri ini hampir dua tahun belakangan.
Ini berkaca dari apa yang terjadi di beberapa negara Eropa. Seperti Jerman dan Belanda yang kini tengah dilanda kenaikan kasus Covid-19 yang berujung penerapan lockdown atau karantina wilayah.
Padahal, tingkat vaksinasi di kedua negara itu terhitung tinggi. Dan faktanya sebanyak 10 hingga 25 persen kasus Covid-19 saat ini berasal dari warganya yang sudah divaksin.
Karenanya dibutuhkan amunisi tambahan untuk kita bersiap berlaga di medan perang melawan virus yang telah menyebabkan sekitar 144 ribu warga kehilangan nyawa.
Amunisi tambahan tersebut yaitu kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes). Kesadaran ini telah terbukti menjadi perisai yang ampuh agar masa kelam beberapa waktu lalu tidak terulang.
Tidak sampai di situ. Keikhlasan mengalah untuk menang juga harus ada di setiap diri warga. Tahan hasrat untuk bepergian liburan!
Seperti diketahui prediksi akan terjadinya lonjakan gelombang ke tiga Covid-19 pada bulan Desember yang dikeluarkan pemerintah bukan tanpa alasan.
Hal ini tidak lepas dari trandisi kebiasaan bepergian warga di masa liburan. Pasalnya hari besar dan libur panjang telah menjadi bom waktu pemicu ledakan kasus virus ini.
Data-data dikeluarkan Satgas Penanganan Covid-19 pada periode Juli hingga pertengahan September 2021 seharusnya menjadi gambaran kita berpikir ulang untuk bepergian.
Bagaimana tidak tercatat saat itu sebanyak 2,5 juta warga terpapar virus mematikan asal China ini dengan angka kematian mencapai 94 ribu orang. Mengerikan!!