Namun, dia menambahkan, Erick menolak untuk membersihkan BUMN dari komisaris yang menyerangnya. Erick tidak mau urusan pribadi (fitnah ke dirinya) menganggu profesional judgementnya.
"Dia menyerahkan pada mekanisme saja. Sebab, kalau memang tidak profesional dan masih gemar politicking, komisaris dimaksud pasti akan gugur terlindas kinerja korporasi," katanya.
Penanganan Covid-19
Arif juga menambahkan, peran Erick dalam penanganan Covid-19, khususnya PCR, justru BUMN termasuk yang merintis pengadaan PCR sebagai bentuk penugasan.
Kementerian BUMN memberikan dukungan pada awal tes PCR yang dimunculkan pada Maret atau April 2020 untuk tes dan pelacakan pasien Covid-19 di Tanah Air.
Saat itu, Kementerian BUMN memutuskan ikut membantu mengaktifkan 18 laboratorium PCR bekerja sama dengan rumah sakit BUMN dan sejumlah RS pemda.
Kebijakan wajib PCR, ujar dia, merupakan bagian dari serangkaian upaya tanpa henti pemerintah mengantisipasi penyebaran Covid-19 lewat berbagai pintu yang ada.
“Kebijakan PCR sekali lagi merupakan bagian dari serangkaian upaya tanpa henti pemerintah yang diputuskan bersama-sama untuk perang melawan Covid yang belum selesai,” ucap Arif.
Ia mengatakan tarif tes PCR untuk saat ini pun sudah bisa ditekan dari yang awalnya Rp2 juta sampai Rp5 juta, kini menjadi Rp300 ribu.
“Kalau dibandingkan banyak negara kita masih masuk kategori yang termurah dan ini sesuai dengan audit BPKP. BPKP yang sudah mendampingi, bukan berarti penentuan harga yang ditentukan oleh sendiri. Dan ini juga ditetapkan oleh Kemenkes sesuai dengan tupoksi. Jadi bukan ditentukan oleh sendiri,” kata dia.
Jadi, Arif menilai upaya fitnah terhadap Erick ini terlalu lemah secara materi dan terlalu kasar. Bahkan, tidak ada satu pun pelapor yang bisa menunjukkan keterkaitan Erick dengan bisnis PCR selain ada hubungan tak langsung dengan Yayasan Adaro yang bahkan tidak ada nama Erick juga di situ.
"Jika parameternya seperti itu, kenapa gak sekalian juga dibongkar siapa yang paling menikmati bisnis PCR ini. Akan terbaca juga kok jejaknya kemana itu,” ujarnya.