Apa Jadinya Jika Manusia Dikuasai Iblis?

Selasa 09 Nov 2021, 09:45 WIB
Karikatur Sental-Sentil: Apa jadinya jika manusia dikuasai iblis? (kartunis: poskota/arief's)

Karikatur Sental-Sentil: Apa jadinya jika manusia dikuasai iblis? (kartunis: poskota/arief's)

SATU kerajaan antah berantah, baginda raja punya dua putra. Dikisahkan bahwa mereka punya tabiat yang berbeda, satu baik dan satu buruk.

Sayangnya yang buruk itu justru disandang oleh sang kakak. Tabiat yang sedemikian itu, dibaca oleh sang raja, maka dari itu ayahnya lebih memilih sang adik sebagai putra mahkota.

Jadi bisa dibayangkan apa jadinya nanti. Karena sang kakak yang ambisi tersebut justru sudah siap-siap sejak remaja ingin  berkuasa.

Untuk itu dia minta bantuan kepada iblis yang selama ini dikurung dalam lukisan kakek mereka.

Satu ketika pangeran pertama ini masuk dalam paviliun  tempat lukisan sang kakek, tiba-tiba terjadi kebakaran sehingga iblis pada keluar dari lukisan dan merasuki beberapa orang. Nah, dengan  kekuatan iblis itu orang bisa melakukan kejahatannya.

Begitulah kisah cinta yang romantis dengan latar belakang perebutan kekuasaan. Seperti cerita sebelumnya, bahwa yang baik itu si adik yang bakalan menang. 

Ini kisah fiktif hitam putih, baik buruk yang ada dalam diri manusia. Siapa saja, tentu bagi mereka yang tak mampu menahan diri.

Ambisi, serakah, dan sirik merasuk memenuhi benak manusia sehingga tidak mampu berpikir baik. Misalnya, nggak peduli kalau sudah ingin, mau menguasai, bahwa yang dilawan adalah ayahnya, orang tuanya.

Ada yang begitu dalam dunia nyata? Banyak, ya. Banyak anak yang melawan orang tuanya, sadar atau tidak mereka sebenarnya melakukan perbuatan yang sangat menyakitkan orang tuanya.

Lihat juga video “Headline Harian Poskota Edisi Selasa 9 November 2021”. (youtube/poskota tv)

Beberapa peristiwa, anak yang melawan akan sampai menyakiti dan membunuh orang tua kandungnya.

Anak tega membunuh ayah atau ibu kandungnya, karena berbagai sebab-musabab. Ada yang berebut warisan, minta dibelikan motor. Ada juga sebab yang sepele karena dimarahi.

Dari segi kejiwaan, anak yang berani sampai membunuh orang tuanya bisa jadi karena sakit jiwa.

Nah, yang waras, kenapa juga bisa melakukan hal yang keji pada orang tuanya.

Ya, bisa juga karena emosi yang tak bisa terkendali, marah dan membabi buta, juga karena dikuasai iblis, seperti kisah drakor di atas.

Seyogyanya anak tidaklah boleh melawan orang tua, apalagi sampai menyakiti.

Dalam adat atau agama dengan sangat tegas bahwa jika itu dilakukan maka  akan dicap sebagai ‘anak durhaka’!

Apa artinya? Semua paham, durhaka adalah satu dosa besar, yang bakalan dapat sengsara dunia akhirat. Pokoknya jauh dari nikmat surga. 

Mau begitu? (massoes)

Berita Terkait

Pejuang dengan Pamrih

Rabu 10 Nov 2021, 07:33 WIB
undefined

Esuk Tempe, Sore Dele

Kamis 11 Nov 2021, 06:40 WIB
undefined

Diam, Bukan Berarti Setuju Loh ...

Jumat 12 Nov 2021, 06:37 WIB
undefined

Blumbang dan Sumur Resapan

Sabtu 13 Nov 2021, 10:17 WIB
undefined

Pelarian Kok Nenggak Miras?

Minggu 14 Nov 2021, 07:30 WIB
undefined

News Update