JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menilai, pengawasan pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kurang paripurna hingga mampu ditembus oleh 'Rayap Besi'.
"Saya lebih menduga yang pertama, yakni pengawasan kurang ketat mengingat area yang diawasi terlalu terbuka," ujarnya saat dihubungi.
Menurutnya, kontur proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sangat sulit. Sehingga membutuhkan sistem pengamanan yang ekstra ketat.
Tak cukup hanya petugas keamanan di lapangan, tapi juga diperlukan teknologi seperti kamera pengintai di setiap sudut dan pintu keluar yang dipantau selama 24 jam.
"Konturnya sulit dan membutuhkan sistem pengamanan yang paripurna," cetusnya.
Selain itu, Adrianus juga menduga, adanya keterlibatan orang dalam sehingga si maling besi bisa leluasa beraksi selama beberapa bulan terakhir.
Dirinya berharap, Polisi bisa mengorek keterangan lebih dalam dari para tersangka yang telah diringkus terkait ada tidaknya keterlibatan orang dalam.
"Bisa juga ada orang dalam. Harus dipres sedikit (5 tersangka) oleh Polisi pasti ngaku," pungkasnya. (yono)
Pencurian Sampai 1 Miliar
Tembus Rp1 miliar, pencurian besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dibekuk Polisi yang dilakukan sekelompok orang.
Hal ini dinyatakan oleh Kanit Reskrim Polsek Makasar, Iptu Mochamad Zen berdasarkan hasil inventarisasi besi yang hilang dari bulan Juli hingga Oktober 2021.