JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait melambungnya harga minyak goreng, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan kasus tersebut diusut tuntas.
Ia menilai, ada mafia minyak goreng yang bermain ditengah pendemi seperti sekarang ini.
"Terkait harga minyak goreng yang melambung, Mendag seharusnya mengusut tuntas apa penyebabnya," kata Tulus Abadi saat dihubungi, Jumat (29/10/2021) malam.
Ia mengingatkan Mendag, jangan serta-menerta menuding faktor global atau lain sebagainya.
"Jangan langsung menuding atau menyalahkan bahwa itu adalah faktor global," ucapnya.
Tulus menduga ada oknum importir yang memainkan pasokan minyak goreng tersebut.
Importir itu mengambil keuntungan di saat ekonomi masyarakat lagi parah.
"Tetapi juga dimungkinkan ada oknum importir atau pihak tertentu yang memainkan pasokan," tegas Tulus.
Untuk itu kata Tulus, Mendag harus memberikan sanksi tegas pada pihak-pihak tertentu yang mendistorsi pasokan sehingga harganya melambung.
Ini sangat merugikan konsumen.
"Konsumen berhak mendapatkan harga minyak goreng secara wajar dan terjangkau," tutup Tulus Abadi.
Sementara itu, melambunngnya harga minyak goreng di pasar tardisional membuat para pedagang menjerit.
Para pedagang pun mengeluarkan jurus dengan menggunakan minyak goreng berulang kali.
Saat digunakan berulang kali, minyak goreng mengalami perubahan susunan senyawa yang dikandungnya.
Dipakai sekali saja kandungan lemak tak jenuhnya bisa berkurang, apalagi jika digunakan berulang kali.
Selain itu, saat kita pakai satu kali untuk menggoreng deep fried, maka minyak bisa berubah.
Sebagian akan menjadi jenuh, dua kali dipakai semakin banyak lemak jenuhnya.
Jika dikonsumsi tubuh, lemak jenuh bisa menyebabkan sumbatan di berbagai pembuluh darah.
Fiastuti, pakar kesehatan mencontohkan jika sumbatan terjadi di pembuluh darah jantung, maka seseorang bisa mengalami serangan jantung dan jika sumbatan terjadi di pembuluh darah otak, maka seseorang bisa mengalami stroke.
Utamanya minyak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL dan total yang menyumbat dinding pembuluh darah.
Tapi selain itu juga bisa menyebabkan penyakit keganasan lain seperti kanker usus atau tenggorokan, karena mengonsumsi minyak dengan lemak jenuh. (rizal)