Di Balik Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi

Rabu 03 Nov 2021, 06:20 WIB
Ami (60) pedagang minyak goreng curah di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (yono)

Ami (60) pedagang minyak goreng curah di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (yono)

Oleh Yulian Saputra, Wartawan Poskota

HARGA minyak goreng dan minyak curah di berbagai daerah terus melambung dalam sepekan terakhir. Bahkan stok di tingkat distributor cukup terbatas.

Di DKI Jakarta, kenaikan terjadi sebesar 2,25 persen dari harga normal. Pada September 2021 harga minyak goreng berada pada angka Rp15.749 per kg.

Namun, memasuki penghujung Oktober 2021, harga rata-rata minyak goreng curah naik menjadi Rp16.600-Rp17.400 per kg. Di sisi lain, minyak kemasan bermerek 1 naik Rp100 menjadi Rp17.300. sedangkan, minyak kemasan bemerek 2 naik menjadi Rp16.800 per kg.

Harga rata-rata minyak goreng pun naik di pasar modern, melonjak sekitar Rp250 menjadi Rp17.450 per kg untuk minyak goreng curah. Selain itu, minyak kemasan bermerek 1 naik Rp50 menjadi Rp17.650. Minyak kemasan bermerek 2 pun turut naik Rp100 menjadi Rp18.500 per kg.

Pada tingkat perdagangan grosir, harga minyak goreng rata-rata pun naik Rp150 menjadi Rp15.450 per kg. Minyak kemasan bermerek 1 naik Rp200 menjadi Rp16 ribu dan minyak bermerek 2 melonjak Rp250 menjadi Rp15.400 per kg.

Di tiap daerah, harga minyak goreng pun bisa berbeda di pasaran. Harga minyak di pasar tradisional diketahui paling tinggi ada di Gorontalo mencapai Rp19.150 per kg. Harga terendah dipasarkan di Kepulauan Riau Rp15.850 per kg.

Di tingkat grosir, harga minyak tertinggi dipasarkan di Sumatra Selatan Rp17.600 per kg. Harga terendah ada di Kalimantan Selatan Rp13.800 per kg.

Tentu saja, masalah kenaikan harga ini tidak hanya dikeluhkan konsumen rumah tangga sebagai pengguna minyak goreng. Konsumen industri terutama industri pengolahan makanan skala kecil dan menengah pun ikut merasakan dampaknya. 

Banyak pelaku usaha makanan skala UMKM yang kesulitan dengan naiknya harga minyak goreng. Sebut saja pedagang kerupuk, pedagang gorengan dan PKL pecel ayam atau pecel lele dipastikan limbung akibat kenaikan harga minyak goreng. Mau menaikkan harga jual tidak mungkin karena daya beli masyarakat belum pulih.

Bukan hanya berdampak ke ekonomi, kenaikan harga minyak goreng juga bisa berdampak negatif keesehatan. Sebab, warga bisa saja memakai minyak goreng berulang-ulang lantaran untuk membeli yang baru harganya sudah melonjak naik.

Berita Terkait

Audit Bisnis PCR

Rabu 10 Nov 2021, 05:57 WIB
undefined

Heru Budi Hartono Suksesor Anies Baswedan?

Selasa 11 Jan 2022, 23:46 WIB
undefined

Jerat Narkoba di Kalangan Artis

Sabtu 15 Jan 2022, 06:11 WIB
undefined

Fenomena Flexing 'Crazy Rich' Berujung Bui

Sabtu 26 Mar 2022, 06:04 WIB
undefined

Stabilisasi Harga Pangan

Selasa 29 Mar 2022, 06:00 WIB
undefined

Komitmen Pemerintah Dipertanyakan?

Rabu 30 Mar 2022, 06:20 WIB
undefined

Ramadan Aman Ibadah pun Nyaman

Jumat 01 Apr 2022, 06:17 WIB
undefined

Rakyat Semakin Tercekik

Sabtu 02 Apr 2022, 06:01 WIB
undefined

Mengejar Pahala SOTR?

Selasa 05 Apr 2022, 06:11 WIB
undefined

Babak Akhir Wacana Penundaan Pemilu

Kamis 07 Apr 2022, 10:11 WIB
undefined

Gotong Royong Tekan Kasus Prostitusi Anak

Selasa 19 Apr 2022, 06:08 WIB
undefined

Perang Sarung yang Kerap Makan Korban

Rabu 20 Apr 2022, 06:22 WIB
undefined

Pj Kepala Daerah Harus Kapabel

Jumat 06 Mei 2022, 06:00 WIB
undefined

Tarif Listrik Naik, Mana Sense of Crisis?

Sabtu 21 Mei 2022, 06:02 WIB
undefined

Vonis Mati untuk Hakim Narkoba

Selasa 24 Mei 2022, 06:00 WIB
undefined

Ancaman Radikalisme, Ingatlah Pancasila

Kamis 09 Jun 2022, 06:00 WIB
undefined
News Update