Terungkap! Quartararo Ogah Pakai Nomor 1 Meski Juara Dunia MotoGP 2021, Ternyata Ini Alasannya

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Fabio Quartararo resmi mengunci gelar juara dunia MotoGP pada GP Emilia Romagna, Misano pekan kemarin (24/10/2021). Cukup Finish di posisi empat, poin pembalap Monster Energy Yamaha ini pun tak bisa terkejar oleh rivalnya.

Rival terdekat Quartararao dalam perebutan gelar juara dunia kali ini adalah Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team). Sayang Bagnaia harus terjatuh di sisa 5 lap sehingga otomatis poin Quartararo pun sudah tidak bisa dikejar meskipun masih ada 2 balapan lagi.

Sebagai juara dunia MotoGP 2021, pembalap asal Prancis ini pun mengungkapkan di musim 2022 akan tetap memakai nomor start kebanggaannya, yaitu #20. Nomor 20 merupakan tanggal kelahirannya pada 20 April 1999.

Jadi untuk mengingat ulang tahunnya dia pun mengaku tak ingin menggunakan nomor 1 sebagai nomor spesial para juara dunia.

"20 adalah angka yang saya gunakan untuk memulai dan yang akan mengakhiri karir saya," buka Quartararo saat ditanya apakah dia akan memakai nomor satu di motornya.

"Bagi saya contohnya adalah Valentino Rossi, dia menang sembilan kali dan tidak pernah memilih nomor 1. Saya pikir itu bagus untuk publik, karena sudah bertahun-tahun seorang juara memakai nomornya sendiri," jelasnya, seperti dikutip Poskota.co.id dari Todocircuito.

"Saya sangat ingin itu menjadi sesuatu yang sederhana. Saya jauh dari menjadi nomor satu hari ini. Ada banyak orang yang mungkin lebih dari saya,"  pungkas Quartararo.

Sebelumnya sang juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir (Suzuki Ecstar) juga memutuskan tetap menggunakan nomor #36 dan tidak memakani nomor 1 saat menjadi juara dunia tahun lalu.

Selain itu banyak juga beranggapan kalau sang juara menggunakan angka 1 merupakan “kutukan” bagi pembalap, karena di tahun berikutnya performa mereka akan turun drastic sehingga gelar juaranya lepas ke pembalap lain.

Terakhir juara dunia MotoGP yang menggunakan nomor 1 di motornya adalah Nicky Hayden dan Casey Stoner di tahun 2006 dan 2007. Gelar mereka pun kandas setelah mengganti nomor. (Muhamad Ichsan)