Terang-terangan! DPRD DKI Minta BPK Audit Dana Subsidi PT Transjakarta Buntut Kecelakaan Bus 

Kamis, 28 Oktober 2021 11:34 WIB

Share
Anggota DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim. (foto: poskota/ deny)
Anggota DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim. (foto: poskota/ deny)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus kecelakaan Transjakarta yang mengakibatkan korban jiwa, terus disorot kalangan Legislator di Kebon Sirih. Mereka bahkan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat untuk melakuan audit. 

Desakan yang muncul dari DPRD DKI itu mengingat adanya dana subsidi yang dikucurkan Pemprov untuk PT Transjakarta sekitar Rp1 triliun lebih pada 2021.

Terbaru, Pemprov DKI memberikan subsidi sekitar Rp775 miliar pada APBD perubahan 2021.

"Inspektorat dan BPK harus turun dalam kondisi Transjakarta yang seperti ini. Periksa kelaikan bus, perekrutan sopir dan lain sebagainya,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim, Kamis (28/10/2021). 

Afni mengatakan, subsidi diberikan untuk menunjang berbagai keperluan operasional Transjakarta, seperti membayar gaji karyawan dan sebagainya. Termasuk, kata dia, meringankan tarif bus selama ini, sehingga setiap penumpang hanya dibebankan Rp3.500/ orang.

“Kejadian ini memberikan citra yang buruk kepada pemerintah, dalam hal ini DPRD dan Pemprov DKI. Karena tujuan subsidi itu kan agar masyarakat yang naik Transjakarta bukan sekadar transportasi massal, tapi aman dan nyaman,” kata Afni.

Dalam kesempatan itu, Afni juga menyoroti naiknya nilai subsidi yang diajukan Transjakarta menjadi Rp3,2 triliun pada 2022 ini. Dengan angka sebesar itu, dia menginginkan pelayanan Transjakarta lebih maksimal untuk masyarakat.

Apalagi keberadaan bus Transjakarta ini diharapkan dapat mendorong masyarakat agar beralih memakai angkutan umum dari kendaraan pribadi. Jangan sampai kecelakaan maut, membuat masyarakat khawatir naik Transjakarta.

“Jadi ini harus ada evaluasi, karena ada kaitannya juga dengan subsidi Transjakarta yang diberikan Pemda DKI. Total pada 2022 yang kami bayarkan kepada Transjakarta itu Rp3,2 triliun, tapi kalau pelayanannya tidak memuaskan konsumen itu kan buat apa kami bayarkan subsidinya,” ketusnya.

Seperti diketahui, dua armada Transjakarta milik operator Bianglala Metropolitan dengan nomor body BMP 211 dan BMP 240 mengalami kecelakaan saat melintas di sekitar wilayah MT Haryono, Jakarta Timur. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar