JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad memberikan sindiran halus kepada Presiden RI ke-6, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kritikan tersebut terkait dengan gagalnya para atlet bulu tangkis Indonesia untuk dapat meraih masa kejayaan diajang piala Thomas Cup.
Yusuf menilai dalam sepanjang sejarah hanya di era pemerintahan Presiden SBY saja Indonesia gagal juara di Thomas Cup.
Terlebih menurutnya SBY pada saat menjabat sebagai presiden RI hanya sibuk untuk merancang lagu.
Hal tersebut disampaikan oleh Yusuf Muhammad dalam sebuah konten video yang diunggah oleh kanal YouTube 2045 TV pada Senin (18/10/2021).
“Perlu diketahui, diajang Thomas Cup Indonesia ini terakhir kali menjuarai turnamen supermasi bulu tangkis beregu putra ini pada tahun 2002,” kata Yusuf.
“Jadi sudah 19 tahun lamanya penantian kejuaraan Piala Thomas Cup ini dinantikan oleh rakyat Indonesia,” sambungnya.
Kemudian Yusuf Muhammad menuturkan alasan pribadinya mengapa bisa sampai 19 tahun Indonesia puasa gelar diajang Thomas Cup.
Menurutnya, pada saat masa kepemimpinan SBY, sang presiden hanya fokus dan sibuk membuat album lagu sehingga prestasi atlet tak lagi diperhatikan secara khusus.
“Nah, jangan tanya kenapa 10 tahun era SBY Indonesia ini tidak bisa menjuarai Piala Thomas, ya tau sendiri kan saat itu SBY ini sibuk bikin album lagu,” paparnya.
Lebih lanjut, bukan hanya soal itu saja tetapi di era SBY dinilai Yusuf tidak terlalu mengapresiasi para atlet.
Yusuf juga menyoroti Menteri Olahraga (Menpora) RI pada saat itu, yakni Roy Suryo yang tidak hafal lirik lagu Indonesia Raya.
“Coba bayangkan, Menpora-nya ini tidak hafal lagu kebangsaan kita. Nah, saya tidak tahu apakah pada saat itu memang nervous atau gimana ya yang jelas Menpora-nya pada saat itu tidak hafal lagu Indonesia Raya,” imbuh Yusuf.
Selain itu Yusuf juga menyoroti soal bonus yang diberikan di masa pemerintahan Presiden SBY.
Menurutnya, bonus yang diberikan ke atlet yang juara di era SBY masih termasuk kecil dan kurang “wah” bagi atlet yang bisa meraih juara apalagi medali emas.
“Sekadar informasi saja, atlet peraih emang pada Olimpiade Athena 2004 ini mendapatkan hadiah Rp1 milliar. Kemudian pada Olimpiade Beijing pada tahun 2008 atlet peraih emas mendapat hadiah Rp1,5 milliar,” tuturnya.
“Nah kemudian di Olimpiade tahun 2012 Indonesia ini absen tidak ada yang mendapatkan medali emas,” tambahnya.
Lalu Yusuf mengatakan kurangnya prestasi pada saat era SBY bisa juga disebabkan karena bonus yang diberikan masih terlampau kecil dibandingkan denga napa yang diberikan di era Joko Widodo (Jokowi).
“Nah baru di Olimpiade tahun 2016, Indonesia ini kemudian mendapat emas dari cabang bulu tangkis ganda campuran. Nah tau nggak berapa hadiah yang diberikan pada saat itu? Masing-masing mendapatkan Rp5 milliar,” bebernya.
“Tidak hanya sampai disitu, pada Olimpiade Tokyo 2020 atlet peraih emas ini mendapatkan Rp5,5 milliar. Bahkan yang meraih perak dan perunggu-punn masing-masing mendapatkan Rp2,5 milliar (perak) dan Rp1,5 milliar (perunggu),” ucapnya lebih lanjut. (cr03)