JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad menilai kalau sebenarnya di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memperhatikan nasib para atlet olahraga dibandingkan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Acuan dari apa yang disampaikannya itu dilihat dari seberapa besar hadiah yang diberikan pemerintah kepada para atlet yang berhasil menorehkan prestasi di kancah asia hingga dunia.
Yusuf melihat kalau sebenarnya bonus atau hadiah yang diberikan ke atlet para atlet yang berpestasi di era SBY masih termasuk kecil.
Maka dari itu diyakininya sebagai salah satu penyebab mengapa di era SBY prestasi beberapa cabang olahraga Indonesia terutama bulu tangkis kurang mentereng.
Hal tersebut diucapkan langsung oleh Yusuf Muhammad di dalam sebuah konten video yang diunggah oleh kanal YouTube 2045 TV pada Senin (18/10/2021).
“Sekadar informasi saja, atlet peraih emang pada Olimpiade Athena 2004 ini mendapatkan hadiah Rp1 milliar. Kemudian pada Olimpiade Beijing pada tahun 2008 atlet peraih emas mendapat hadiah Rp1,5 milliar,” kata Yusuf.
“Nah kemudian di Olimpiade tahun 2012 Indonesia ini absen tidak ada yang mendapatkan medali emas,” tambahnya.
Kemudian Yusuf mengatakan kurangnya prestasi pada saat era SBY bisa juga disebabkan karena bonus yang diberikan masih terlampau kecil dibandingkan denga napa yang diberikan di era Joko Widodo (Jokowi).
“Nah baru di Olimpiade tahun 2016, Indonesia ini kemudian mendapat emas dari cabang bulu tangkis ganda campuran. Nah tau nggak berapa hadiah yang diberikan pada saat itu? Masing-masing mendapatkan Rp5 milliar,” bebernya.
Yusuf juga mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang juga turut membagi rata hadiah yang diberikan, sehingga para atlet yang tidak mendapat medali emas tetap mendapat hadiah.
“Tidak hanya sampai disitu, pada Olimpiade Tokyo 2020 atlet peraih emas ini mendapatkan Rp5,5 milliar,” ujar Yusuf.
“Bahkan yang meraih perak dan perunggu-punn masing-masing mendapatkan Rp2,5 milliar (perak) dan Rp1,5 milliar (perunggu),” sambungnya.
Dari sejumlah penghargaan tersebut, Yusuf bisa memberikan kesimpulan kalau sebenarnya di era Presiden Jokowi lebih memperhatikan dan menghargai para talet yang bertanding daripada zaman SBY.
“Jangankan memberikan penghargaan tinggi, lah wong membangun wisma atlet saja di Hambalang, itu anggarannya ramai-ramai di korupsi oleh kader partainya,” pungkasnya.
Sebelumnya Yusuf juga memberikan sebuah kritikan terkait dengan gagalnya para atlet bulu tangkis Indonesia untuk dapat meraih masa kejayaan diajang piala Thomas Cup.
Yusuf menilai dalam sepanjang sejarah hanya di era pemerintahan Presiden SBY saja Indonesia gagal juara di Thomas Cup.
Terlebih menurutnya SBY pada saat menjabat sebagai presiden RI hanya sibuk untuk merancang lagu.
“Perlu diketahui, diajang Thomas Cup Indonesia ini terakhir kali menjuarai turnamen supermasi bulu tangkis beregu putra ini pada tahun 2002,” kata Yusuf.
“Jadi sudah 19 tahun lamanya penantian kejuaraan Piala Thomas Cup ini dinantikan oleh rakyat Indonesia,” sambungnya. (cr03)