Pergaulannya yang sangat mengakar dengan rakyat membuatnya berkeliling Indonesia memberi inspirasi rakyat untuk berani berbicara. Rakyat mengakuinya. Dari menjadi anggota DPR RI lebih dari 2 periode, wakil presiden, dan akhirnya Presiden Republik Indonesia.
Semua dukungan rakyat mengakumulasikan pengalaman Megawati ke dalam apa yang disebut Tacit Knowledge, suatu pengalaman yang juga membentuk tradisi pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan Megawati dibentuk dalam dialektika antara teori dan praktek. Dalam dialektika ini, Megawati terus mendengarkan rakyat dengan seluruh panca inderanya. Baginya, kecerdasan dalam politik itu adalah satunya kata dan perbuatan.
Kecerdasan tidak ditentukan dalam rangkaian kata-kata indah penuh pencitraan sebagaimana dilakukan oleh SBY. Kecerdasan itu diukur dari amal baktinya bagi rakyat, bangsa, dan negara sebagaimana Bung Karno telah menggariskan bahwa ilmu pengetahuan itu untuk amal. Amal itu mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan rakyat.
Dengan kepintaran politik yang memerlukan syarat satunya kata dan perbuatan tersebut, nampak nyata betul bahwa kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun hanya sebagai petarung intelektual. Baginya yang penting adalah ketrampilan berbicara, kalau perlu diksi pengetahuan menjadi kata-kata setajam pisau untuk menjatuhkan lawan, dan sekaligus menyembunyikan kepentingannya. Dengan sosok seperti itu, yang terjadi adalah kontradiksi.
Sementara peradaban publik seharusnya mencerdaskan, menampilkan obyektivitas, dan bisa diterima nalar dalam pertimbangan hati nurani yang bening. Jika komunikasi publik dijalankan pada wataknya yang membangun peradaban, maka di situlah makna diplomasi yang sebenarnya terjadi. Diplomasi penuh dengan strategi, teknik, dan taktik yang hanya bisa dibangun dengan trust, dengan kepercayaan.
Maka diplomasi memerlukan keteguhan dalam olah nalar, seni menegosiasikan kepentingan, dan kepercayaan. Dalam seni diplomasi, kematangan atas kepribadian seseorang menjadi kunci. Jadi sampaikan diskursus pemikiran dengan benar, bukan asal nekat, apalagi jauh dari kebijaksanaan. Merdeka!!!