DUA peristiwa menarik di Istana Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis, 8 April 2021. Dua peristiwa ini terjadi saat-saat hampir empat jam antrean menunggu giliran disuntik vaksinasi yang diselenggarakan Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kerjasama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Antrean ratusan orang lanjut usia dimulai dari tempat parkir kendaraan bermotor di depan seberang jalan tempat penyuntikan vaksin di dalam gedung Istora. Sekitar satu setengah jam antrean awal ditempatkan di tempat parkir yang panas, WC yang ada terbatas dan jauh dari tempat duduk untuk antre.
Jadi kalau punya hajat untuk buang air kecil maupun besar harus menahan diri. Kalau sampai meninggalkan tempat duduk untuk ke WC, bisa tempat duduk kita ditempati orang lain atau dapat marah dari petugas. Di tempat antrean di tempat parkir ini ada orang yang berjalan kesana kemari menjajakan alat tulis (Rp 5000 per bolpoint) untuk mengisi formulir.
Dalam percakapan untuk menghilangkan rasa bosan antre, kami ngobrol. Tiga teman yang saya tahu selalu mengkritisi Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, tiba-tiba mengatakan pada saya :”Tolong salam hormat dan simpati pada Mas Hasto ya.”
“Kenapa tiba-tiba jadi pemuja Hasto?“ tanya saya pada temen-temen ini. “Ya, seruan Mas Hasto agar impor beras yang diumumkan Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian agar dibatalkan, distop,” ujar mereka serempak. “Kami ini anak-anak petani,” lanjut salah satu temen itu.

Ilustrasi karikatur wajah Hasto dan Erick. (ucha)
Di tempat antrean yang kurang nyaman bagi para lansia ini ternyata ada yang menyenangkan, yakni saya jumpa sepuluh rekan wartawan yang telah lama tidak ketemu muka. Kebetulan kami satu deret atau tidak saling berjauhan tempat duduk.
Percakapan kami terhenti, ketika para petugas mempersilakan rombongan yang kami ketahui datang terlambat (rombongan di belakang kami), untuk lebih dahulu untuk masuk ke gedung Istora lebih dahulu. Ada beberapa orang lansia yang protes , tapi kemudian diam.
Protes muncul lagi dari banyak lansia, ketika seorang petugas perempuan berperawakan gendut dengan suara ketus mengatakan, “Bapak bapak , ibu-ibu lansia, jangan coba-coba membohongi saya ya, karena saya tahu situasi di sini selama tiga bulan ini, tiap hari dari pagi sampai sore saya di tempat ini.”
Suara protes lebih keras lagi. Kebetulan saat itu di layar televisi besar muncul sosok Menteri BUMN Erick Tohir yang sedang menjelaskan tentang vaksinasi covid-19. Spontan beberapa teman saya berkata, “Waduh saya yang selama ini memuja Erick jadi nggak simpati lagi padanya.”
Kebetulan, di antara para lansia ini ada wartawan yang bisa kontak, Ercik Tohir, Airlangga (Menko Perekonomian), Letjen TNI Doni Monardo (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Pratikno (Menteri Sekretaris Negara), Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan dan Dr Makki Zamzami Manarul. Hal di GBK itu dilaporkan kepada mereka. Semoga ada perbaikan. (yoso)