Duh Gawat! Ahli Temukan Virus Corona Masih Bertahan di Organ Tubuh Ini, Meski Gejala Covid-19 Sudah Hilang

Selasa 12 Okt 2021, 18:59 WIB
Vaksin Covid-19 Tak Mempan Melawan Varian Lambda (Foto: Istimewa)

Vaksin Covid-19 Tak Mempan Melawan Varian Lambda (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penelitian baru mengungkapkan jika virus Corona masih bisa bertahan di organ vital lainnya, meski gejalanya sudah hilang.

Padahal banyak yang mengira jika Covid-19 merupakan penyakit pernapasan, namun ternyata virus berbahaya itu bisa berpindah ke organ tubuh lainnya.

Hal itu terungkap dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa virus corona masih dapat hidup lama di usus setelah pasien pulih.

“Kamu dulu menganggap Covid-19 hanya sebagai penyakit paru-paru atau pernapasan, namun selama beberapa bulan terakhir, banyak bukti telah muncul bahwa Covid-19 juga mempengaruhi saluran usus,” ujar peneliti.

Sementara para ahli medis bersepakat bahwa Covid-19 dapat menular melalui tetesan yang menyebar ke udara saat pasien Covid-19 berbicara, batuk, atau bersin.

Temuan penelitian tersebut pun semakin mendukung bahwa sistem pencernaan juga dapat berperan dalam penularan virus tersebut.

Sebuah laporan yang dirilis pada bulan Agustus 2021 lalu menemukan bahwa sebuah apartemen yang telah lama kosong di Guangzhou, Cina telah terinfeksi partikel Covid-19 melaui pipa ledeng dari unit lain di gedung tempat 5 orang terjangkit virus Covid-19.

“Isolasi Covid-19 yang menular dalam tinja menunjukkan kemungkinan penularan fecal-oral atau penularan fecal-respiratory melalui feses aerosol,” tulis CDC.

Apa yang Terjadi Ketika Virus Corona Masuk ke Dalam Tubuh?

Ketika masuk ke dalam tubuh, virus Corona akan menempel di dinding sel-sel saluran pernapasan dan paru-paru, lalu masuk ke dalamnya untuk berkembang biak di sana.

Proses tersebut akan terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Setelah itu, sistem kekebalan tubuh atau sistem imun akan bereaksi dengan cara mengirim sel darah putih dan membentuk antibodi untuk melawan dan membunuh virus tersebut.

Ketika terjadi reaksi perlawanan tubuh terhadap virus Corona, akan muncul beberapa gejala, misalnya demam. Gejala ini biasanya akan muncul dalam waktu 2–14 hari setelah terpapar virus Corona.

Pada sebagian orang yang terinfeksi virus Corona, reaksi sistem imun tubuh akan berhasil melawan virus tersebut, sehingga gejalanya mereda dan orang tersebut sembuh dengan sendirinya.

Namun, apabila sistem kekebalan tubuh seseorang tidak cukup kuat untuk melawan virus Corona atau justru bereaksi berlebihan, maka orang tersebut akan mengalami gejala COVID-19 yang lebih berat, yaitu demam tinggi dan sesak napas, atau bisa juga mengalami kerusakan organ.

Hal ini lebih berisiko terjadi pada para lansia atau orang yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, misalnya diabetes, kanker, dan HIV. (cr09)

 

Berita Terkait
News Update