JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Said Aqil Siradj mengaku siap untuk bisa mencalonkan diri lagi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Diketahui pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU akan diselenggarakan di Lampung pada 23-25 Desember 2021.
Menanggapi hal itu, salah satu tokoh NU, Umar Hasibuan alias Gus Umar langsung bereaksi keras.
Gus Umar meminta Said Aqil untuk tidak mencalonkan diri lagi, hal itu diungkapkannnya melalui akun Twitter @Umar_Hasibuan75, Rabu, (6/10/2021).
"Saya berharap Pak Said legowo gak naik Ketum PBNU lagi biar ada regenerasi di tubuh NU. Please Pak jgn naik lagi ketum PBNU," cuitnya.
Sebelumnya, Said Aqil mengaku tidak keberatan bila dicalonkan lagi menjadi ketua umum PBNU.
"Kalau banyak permintaan, ya saya siap dong. Kader harus siap kalau banyak permintaan walaupun sampai saat ini saya belum men-declare secara resmi, tetapi permintaan sudah sangat banyak," katanya, Rabu, 6 Oktober 2021.
Said Aqil juga sudqah meminta doa kepada sesepuh untuk bisa kembali mencalonkan diri, hal itu ia ungkapkan saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021).
Said juga berharap doa dari para sesepuh agar pelaksanaan muktamar berjalan dengan sukses.
"Sudah siap, insya Allah. Kiai, para sesepuh doakan muktamar sukses, keren, bermartabat, berkualitas," ucapnya.
Seperti diketahui, PBNU tak melarang posisi ketua umum dijabat orang yang sama lebih dari dua periode. Hal itu diketahui dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU hasil Muktamar ke-33.
Pembatasan masa jabatan hanya berlaku bagi kepengurusan mustasyar, syuriyah, dan tanfidziyah. Masa jabatan kepengurusan berbeda-beda di setiap tingkatan.
"Masa khidmat kepengurusan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 adalah lima tahun dalam satu periode di semua tingkatan, kecuali pengurus cabang istimewa selama 2 (dua) tahun," bunyi Pasal 16 ayat (1) Anggaran Dasar NU.
AD/ART NU hanya mengatur mekanisme pemilihan ketua umum. Pemilihan dilakukan lewat muktamar dengan melibatkan seluruh muktamirin.
"Ketua umum dipilih secara langsung oleh muktamirin melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam muktamar, dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lisan atau tertulis dan mendapat persetujuan dari rais 'aam terpilih," bunyi pasal 40 ayat (1) huruf e Anggaran Dasar NU. Di sisi lain, Said baru-baru ini juga sempat juluki Presiden RI Joko Widodo sebagai Bapak Infrastruktur.
Pasalnya, ia menganggap Jokowi telah berhasil membangun infrastruktur di masa kepemimpinannya.
Bahkan tak segan ia juga menyebut jika pembangunan yang dibangun Jokowi merata sampai Indonesia Timur.
Hal itu disampaikan Said Aqil kepada Presiden, saat dirinya melaporkan rencana penyelenggaraan Muktamar Ke-34 NU kepada Presiden, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/10/2021).
"Saya katakan, Bapak ini Presiden Infrastruktur. Pak Jokowi ini Bapak Infrastruktur, yang kita semua nikmati keberhasilan pembangunan infrastruktur, bukan hanya di Jawa atau Indonesia Barat, tapi juga Indonesia Tengah dan Timur," ujar Said.
Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan, itu menilai Presiden Jokowi berhasil membangun Indonesia tak hanya dari Jawa saja.
"Kita semua menikmati keberhasilan pembangunan infrastruktur bukan hanya di Jawa atau Indonesia Barat tapi juga Indonesia Tengah dan Timur," ucap Kiai Said. (Cr09)