ADVERTISEMENT

Pelonggaran PPKM, Journalist Weekend Rider Community Ingatkan Risiko ‘Nongkrong’

Kamis, 7 Oktober 2021 16:32 WIB

Share
Acara nongkrong virtual Journalist Weekend Rider. (ist)
Acara nongkrong virtual Journalist Weekend Rider. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Journalist Weekend Rider mengimbau seluruh komunitas mewaspadai penyebaran Covid-19 saat nongkrong bareng pasca dilonggarkannya PPKM oleh pemerintah. Nongkrong tanpa prokes disebut berisiko membawa virus ke rumah.
 
Hal itu terungkap dalam acara nongkrong virtual dengan mengusung tema ‘tips mengurangi risiko ‘nongkrong’ bareng komunitas saat pandemi, Rabu, 6 Oktober 2021.
 
Acara yang dihadiri puluhan anggota komunitas yang hobi touring ini menghadirkan pembicara Ahmad Sabran yang juga anggota komunitas Journalist Weekend Rider dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo.

Menurut Sabran, ada sejumlah penyesuaian nongkrong saat pandemi. Anggota komunitas harus tahu bagaimana mengurangi risiko saat berkumpul bersama anggota komunitas. Hal itu penting untuk mengantisipasi bahaya yang berpotensi muncul.

“Kami menyambut baik pelonggaran pembatasan sosial. Namun sebelum kembali keluar rumah, kami berkomitmen memberikan edukasi kepada anggota komunitas bagaimana mengurangi risiko ketika nongkrong,” kata Sabran.
 
Sabran mengakui bagi sebagian orang nongkrong menjadi bentuk aktualisasi diri, namun pada masa pandemi konsepnya harus diubah.
 
Selain menerapkan protokol kesehatan, nongkrong harus memberikan kenyamanan bagi diri sendiri maupun orang lain, salah satunya mengurangi kebiasaan merokok.
 
“Nyatanya berhenti merokok bukan hal mudah, ada ‘rasa nyaman’ yang diberikan nikotin. Alternatifnya ada yang menggunakan produk tembakau alternatif, minim asap dan bau, tapi masih mengandung nikotin,” ujar Sabran.

Ketua Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR) Ariyo Bimmo menyebut tidak ada yang dapat menggantikan kenikmatan touring dengan komunitas. Sama halnya dengan merokok, meski jalan terbaik adalah berhenti merokok, namun penggunaan rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan menjadi alternatif.
 
“Pendekatan harm reduction sebenarnya banyak ditemui di kehidupan sehari-hari, contohnya penggunaan produk tembakau alternatif. Kenapa mengurangi risiko, karena para perokok tetap bisa mengonsumsi nikotin dengan risiko yang lebih rendah,” kata Bimmo.

Ia melanjutkan, pengurangan risiko karena merokok adalah dengan mengeliminasi kandungan TAR yang disebabkan oleh pembakaran. Selain itu, menurut Bimmo penggunaan produk tembakau alternatif juga dapat menambah kenyamanan saat berkumpul bersama teman.

“Karena tidak ada pembakaran yang menghasilkan TAR, produk tembakau alternatif dapat mengurangi paparan zat bahaya 90-95% dibandingkan rokok, ditambah penggunaan produk tembakau alternatif tidak akan meninggalkan bau yang mengganggu kenyamanan sekitar,” ujar Bimmo.

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT