JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masyarakat diminta waspada terkait kanker laring yang sulit terdeteksi.
Umumnya, beberapa jenis kanker mudah dideteksi seperti adanya benjolan yang tidak normal, atau penurunan berat badan yang drastis.
Dietahui tidak ada tes skrining rutin untuk kanker laring, sehingga dapat mempersulit deteksi awal.
Namun ahli lakukan penelitian baru-baru ini dan menemukan rasa sakit pada dua bagian tubuh ini bisa menjadi tanda khusus gejala awal kanker laring.
Para peneliti menemukan bahwa rasa sakit di tenggorokan yang terus-menerus bisa menjadi tanda peringatan dini mengenai kanker laring
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang menderita sakit tenggorokan di samping sakit telinga (otalgia) memiliki risiko 6,3 persen lebih tinggi terkena kanker laring.
Menurut penelitian University of Exeter dokter harus mempertimbangkan kanker laring jika ada pasien yang mengeluhkan sakit tenggorokan yang dikombinasikan dengan beberapa gejala lain seperti sakit telinga, sesak napas, dan masalah menelan.
Kanker laring adalah kanker yang tumbuh di laring atau kotak suara. Laring adalah bagian dari sistem pernapasan. Organ ini menghubungkan trakea (saluran udara) dan tenggorokan.
Selain memiliki peran penting dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan.
Kanker laring memiliki tingkat kesembuhan yang berbeda pada tiap orang. Hal ini tergantung pada lokasi kanker di laring dan stadium kanker. Makin cepat kanker laring terdeteksi dan tertangani, makin besar pula peluang pasien untuk sembuh.
Kanker laring terjadi ketika DNA pada sel-sel yang sehat di kotak suara mengalami perubahan atau mutasi. Perubahan ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali.
Belum diketahui mengapa mutasi pada sel-sel laring terjadi. Namun, kondisi tersebut diduga terkait dengan beberapa faktor berikut ini:
1.Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
2.Memiliki riwayat kanker tenggorokan pada keluarga
3.Menderita kelainan genetik tertentu, seperti anemia Fanconi
4.Memiliki pola makan yang terlalu banyak daging serta kurang buah dan sayur
5.Mengalami paparan debu asbes dalam jangka panjang atau asbestosis
6.Menderita infeksi human papillomavirus (HPV)
7.Diagnosis Kanker Laring
Untuk mendiagnosis kanker laring, dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala, keluhan, dan riwayat penyakit pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk melihat bagian luar dan dalam tenggorokan untuk mendeteksi benjolan.
Usai sesi tanya jawab dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain:
Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat kondisi tenggorokan dan kotak suara. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil berkamera (endoskop) melalui lubang hidung (nasoendoskopi) atau melalui mulut (laringoskopi).
Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang dicurigai sebagai kanker untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Sampel jaringan dapat diambil dari kotak suara melalui endoskopi atau dari benjolan di leher melalui tindakan aspirasi.
Pemindaian
Pemindaian untuk mendiagnosis kanker laring dapat dilakukan dengan USG, CT scan, PET scan, atau MRI. Selain bertujuan untuk mengetahui ukuran kanker, pemindaian juga berfungsi untuk mendeteksi penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau area tubuh lain.