JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sangat menyedihkan. Juhlia (31) melahirkan seorang diri di lantai dua rumah kontrakan, kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Selasa (5/10/2021) sekira pukul 10.00 WIB.
Namun, sang buah hati meninggal, ibu muda itu kehilangan bayinya usai melahirkan, karena sulit untuk turun dari rumah kontrakannya yang berada di lantai dua. Juhlia sudah tak sadarkan diri, lalu dievakuasi.
Ya, Juhlia harus kehilangan anaknya yang baru keluar dari perutnya. Bayinya meninggal usai dirinya berjuang seorang diri di dalam sebuah rumah kontrakan.
Ketua RT006 RW004 di kasawan Tambora, Jojo mengatakan, awalnya ia mendapatkan aduan dari warga bahwa ada darah yang menetes dari lantai dua rumah kontrakan.
"Awalnya pengaduan dari warga karena ada tetesan darah dari lantai dua, ya warga ngasih tahu pengurus. Pengurus dan Pak RW sigap menghubungi Puskesmas," ujarnya dikonfirmasi Selasa.
Dikatakan Jojo, saat itu petugas Puskesmas dan pemadam kebakaran, melakukan evakuasi kepada korban. "Alhamdullillah korban ditangani dengan baik," jelas Jojo.
Sementara itu, menurut salah satu petugas Damkar yang ikut melakukan evakuasi, Dadang, saat itu dirinya sudah melihat ibu hamil itu sudah dalam posisi telentang dengan kondisi badan yang lemas dan penuh darah.
"Saya kesana itu sudah melahirkan, tapi dalam posisi alhamdulillah masih sadar ibunya, kemudian bayinya meninggal," ujarnya kepada Poskota saat dikonfirmasi Selasa.
Dikatakan Dadang, saat di lokasi, anak ibu yang melahirkan sudah dievakuasi oleh warga sekitar. Sementara dia bersama petugas lainnya mengevakuasi ibu tersebut.
Petugas sempat kesusahan dalam nelakukan proses evakuasi, sebab kondisi rumah kontrakan ibu hamil itu cukup sempit.
"Kemudian kami evakuasi pasien agar dibawa ke puskesmas agar posisi pasien kan banyak mengeluarkan darah, jadi sulit untuk diturunkan ke bawah," paparnya.
Saat petugas tiba di lokasi, kata Dadang, sudah ada petugas dari Puskesmas yang melakukan pengecekan kepada korban.
Terpisah, ketua RW004 Jembatan Besi, Gocang mengatakan bayi ibu yang baru melahirkan tersebut kemudian dievakuasi warga dan diserahkan ke pemilik kontrakan.
"Diserahkan ke pemilik kontrakan. Sama warga di kafanin terus sama pemilik kontrakan dibawa ke Bogor untuk dimakamkan," ucap dia saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Juhlia saat ini sudah di bawa ke rumah Tarakan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Dikatakam Gocang, Juhlia sudah tiga bulan tinggal sebatang kara di rumah kontrakan. Dia tinggal sendiri dalam kondisi hamil besar tanpa ada suami dan keluarga yang mendampingi.
"Dia tinggal sendiri sudah tiga bulanan. Dia kesini juga gak lapor ke jadi kita gak ada yang tahu," mata Gocang kepada Poskota, Selasa (5/10/2021).
Berdasarkan informasi yang didapat, Juhlia sempat bersama sang suami sebelum pindak ke rumah kontrakan tersebut.
"Informasinya memang sebelumnya ibu ini tinggal sama suaminya. Cuma sejak tiga bulan terakhir tinggal sendiri," jelasnya.
Juhlia sendiri dikenal sebagai pribadi yang tertutup oleh tetangga sekitar. Bahkan untuk ngobrol dengan tetangga saja jarang.
Diketahui, Juhlia bekerja di salah satu konveksi di kawasan tersebut.
"Tidak ada keluarganya sama sekali saat proses evakuasi dilakukan," papar Gocang.
Gocang awalnya mengetahui dari ketua RT setempat soal ibu hamil yang ingin dievakuasi. Dia pun mencoba membantu warga tersebut agat segera dilarikan ke rumah sakit.
"Akhirnya petugas berhasil evakuasi dan langsung di bawa ke rumah sakit Tarakan," tuturnya. (Cr01).