JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi atau yang kerap disapa dr. Tirta menyebut bahwa gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia masih berpeluang terjadi.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada agar gelombang ketiga tersebut bisa dicegah untuk tidak benar-benar terjadi.
Meskipun jumlah positivity rate Covid-19 di Indonesia sudah mencapai di angka 0,7 persen, tetapi tetap saja gelombang susulan bisa terjadi apabila tidak dilakukan pencegahan yang baik.
Hal tersebut diungkapkan oleh dr Tirta dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram miliknya pada Selasa (29/9/2021).
Akan tetapi gelombbang ketiga Covid-19 memang masih bisa dicegah dengan cara yang mudah.
Apa caranya itu? Dr Tirta meminta agar seluruh masyarakat Indonesia kompak untuk tidak mudah terjebak dalam euforia.
Artinya meskipun kini sudah ada penurunan kasus kematian Covid-19, tetapi tidak serta merta menurunkan tingkat protokol kesehatan juga dan tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang masih bisa terjadi.
“Akhir-akhir ini ramai soal gelombang ketiga, emang bisa terjadi? Bisa. Terus gimana mencegahnya? Cara mencegahnya adalah anda jangan terjebak euforia," kata dr Tirta.
"Kita harus akui, selamat untuk Indonesia, sekarang positif rate 0,7 persen, artinya dari 1.000 orang, itu yang positif 7, dan rumah sakit-rumah sakit sudah mulai sepi Covid-19," sambungnya.
Lebih lanjut, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan tubuh dan tidak terlalu arogan dengan kondisi yang sudah mulaii membaik saat ini.
"Tapi jangan merasa menang, jangan merasa jumawa. Apakah waspada itu? Waspada itu tidak panik berlebihan, ada gelombang baru terus panik, emang panik menyelesaikan masalah? Enggak," imbuhnya.
"Tetap hidup sehat, hidup bersih, ingat sesama, dan jaga kebersihan diri, artinya cuci tangan, cuci kaki dan cuci muka. Kalau ke kafe, udah tahu ramai mending cabut duluan," tambah dr Tirta.
Prediksi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia didapatkan usai melihat adanya gelombang yang biasanya datang setelah adanya musim liburan.
"Kok bisa memprediksi gelombang ketiga? Karena tahun lalu, puncak gelombang itu terjadi setelah liburan akhir tahun baru, dikhawatirkan mobilisasi akhir tahun bisa memicu gelombang ketiga," pungkasnya.
"Kita bisa mematahkan prediksi itu asalkan kita bisa berjuang bareng-bareng, kita manfaatkan momen ini untuk jaga diri dan jaga sesama," sambung dr Tirta. (cr03)
.png)
