Para Pelaku Seni Ubrug di Kabupaten Serang Lagi Cari Formula untuk Kelestariannya Agar Tetap Eksis

Rabu 29 Sep 2021, 23:58 WIB
Sejarawan Banten Yadi Ahyadi (kiri) tengah menjelaskan asal usul ubrug di Banten dalam kegiatan workshop dan festival dilaksanakan di gedung PKPRI Cikeusal. (ist)

Sejarawan Banten Yadi Ahyadi (kiri) tengah menjelaskan asal usul ubrug di Banten dalam kegiatan workshop dan festival dilaksanakan di gedung PKPRI Cikeusal. (ist)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Para pelaku seni ubrug di Kabupaten Serang tengah mencari formula untuk melestarikan ubrug agar tetap eksis hingga tingkat global.

Karena keberadaan kesenian tradisional tersebut sudah semakin tergerus oleh perkembangan jaman yang semakin modern. 

Hal itu diungkapkan oleh para pelaku kesenian ubrug saat menggelar worksop festival dan nandong dalam seni pertunjukan ubrug di gedung PKPRI Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Rabu (29/9/2021).

Salah satu pelaku seni ubrug yang juga Ketua panitia pelaksana workshop festival nandong dalam seni pertunjukan ubrug, Opik mengatakan, kesenian ubrug sedianya memang harus fleksibel sehingga bisa mengikuti perkembangan jaman. Karena keberadaannya sudah semakin tergerus oleh era yang modern ini.  

"Jika ubrug bisa mengikuti jaman saya yakin generasi muda akan tertarik. Kita harus membuka diri bahwa jaman sekarang sudah maju," tuturnya. 

Opik mengaku saat ini pihaknya sedang mencari formula agar ubrug tetap eksis dan lestari. Salah satu formulanya, ubrug cukup bermain dalam waktu 30 menit atau 20 menit dan kemudian menampilkan pertunjukan pertunjukan yang segar tanpa menghilangkan esensinya yaitu nandong. 

"Keberadaan ubrug di Banten ini banyak, tapi masih generasi tua yah, jadi perlu juga ada regenerasi muda. Kita rencana mau ke arah sana, anak anak muda ya nari ya nandongnya," tuturnya. 

Bendahara Sanggar Giri Muda yang juga pelaku seni ubrug, Giri Mustika Roemana mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya untuk memperkenalkan seni ubrug hingga tingkat global. Dalam upayanya melestarikan kesenian ubrug pihaknya juga mendapatkan hibah bantuan fasilitasi Bidang Kebudayaan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI. 

"Jadi kami coba tawarkan proposal, dan  alhamdulillah kami direspon sangat baik, kami diberikan bantuan sehingga kami bisa menyelengarakan worksop festival ini. Kita coba kenalkan ubrug ke masyarakat luas," katanya. 

Menurut Giri, masyarakat sebetulnya sudah banyak tahu soal ubrug. Namun bagi anak anak sekarang cenderung kurang diminati, karena para pelakunya masih bertahap dengan konsep masa silamnya. 

"Tapi justru ini menjadi tantangan bagi kami supaya yang asli dengan konsep gamelan, penari kita akan kenalkan dengan konsep kekinian. Kami optimis ubrug tetap eksis," imbuhnya. (*)
 

Berita Terkait

News Update