Kasus Dugaan Perampasan Oleh Sekumpulan Satpam di Komplek Permata Buana Kembangan, Masih Berlanjut! Ternyata Faktanya Begini

Kamis 30 Sep 2021, 01:20 WIB
Korban perampasan mobil di komplek perumahan kawasan Kembangan, bersama dengan kuasa hukumnya, Syair Abdul Mutalib. (Foto/Cr01)

Korban perampasan mobil di komplek perumahan kawasan Kembangan, bersama dengan kuasa hukumnya, Syair Abdul Mutalib. (Foto/Cr01)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga Kompleks Permata Buana Kembangan, Jakarta Barat  yang terlibat perseteruan dengan belasan sekuriti berinisial C, menjelaskan pemicu dari perseteruan yang ia alami.

Menurut C, pemicu perseteruan berawal dari aduan dari tetangganya soal suara berisik dari renovasi yang ia lakukan. Renovasi sendiri sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2019 silam.

"Awalnya itu ada keluhan dari tetangga saya yang belakangan baru saya ketahui ternyata tetangga ini ya pengurus (RW) juga. Keluhannya bunyi berisik karena anaknya sedang sekolah online," ujar C saat ditemui, Rabu (29/11/2021).

Kemudian, pada 18 Februari 2021, Candy mendapat surat dari pengurus RW setempat untuk menghentikan proyek renovasi. Tak lama berselang, datang juga surat yang meminta C membayar sejumlah uang.

C menyebut bahwa ia diminta membayar uang sejumlah Rp 5 juta sebagai izin proyek dan Rp 10 juta sebagai uang jaminan. Proyek renovasi juga diminta dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB.

"Bukan hanya itu, ada juga permintaan uang lain, misalnya soal uang stiker pekerja itu juga diminta oleh pengurus yang nominalnya sekitar 60 ribu per stiker," jelas Syair, kuasa hukum C.

"Permintaan tersebut kami duga bagian dari bentuk pemerasan atau pungli terhadap klien kami," lanjutnya.

C merasa keberatan lantaran proyek pembangunan lain di komplek tersebut tidak mendapat surat pemberhentian yang sama. Proyek renovasi rumah pun ia lanjutkan.

Setelah adanya surat tersebut, C mengaku menerima intimidasi dari pihak sekuriti yang menurutnya menjalankan perintah pihak RW.

"Klien kami terus dilakukan intimidasi dan pengadangan barang-barang material masuk sehingga puncaknya kemarin Senin (20/9/2021) klien kami barangnya (mobil pick-up berisi material proyek) dirampas oleh oknum-oknum satpam," lanjut Syair.

C menyatakan bahwa kendaraan material untuk renovasi rumahnya sudah sering di hadang. Bahkan, pekerja proyek pun tak diperbolehkan masuk oleh sekuriti.

"Bukan hanya material yang tidak boleh masuk, bahkan tukang itu ditahan, dokumen, surat kiriman DHL semua ditahan, tukang pakai ransel aja ditahan nggak boleh masuk," kata C.

C mengaku telah mengurus izin agar kendaraannya diperbolehkan masuk tetapi izin tak pernah ditandatangani oleh pengurus RW.

Proyek renovasi rumahnya, kata C, juga pernah disambangi oleh organisasi masyarakat (ormas) serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Sebelumnya, pengurus RW setempat, Amir mengatakan bahwa tidak ada pungutan liar (pungli) yang dilakukan para petugas keamanan.

"Terkait kejadian hari Senin, satpam itu tidak ada yang nagih uang itu, tidak ada pungli," kata Amir kepada Poskota, Kamis (23/9/2021).

Tetapi, kata Amir, memang ada kewajiban bagi warga untuk menyetor uang sejumlah Rp 10 juta saat hendak melakukan proyek pembanguan di dalam kompleks tersebut.

Uang tersebut, dipastikan Amin, merupakan uang jaminan yang nantinya akan dikembalikan, jika pembangunan sudah selesai.

"Kalau di sini sudah ada kesepakatan harus menyetor uang jaminan yang ditahan sementara atau deposit. Itu kita simpan di satu akun khusus, tidak dipakai, dan akan kita balikin lagi deposito itu," jelas Amir.

Adapun perseteruan antara belasan petugas sekuriti dan Candy terekam kamera CCTV dan videonya beredar di media sosial.

"Salah satu warga Permata Buana Kembangan Jakbar diduga diintimidasi sejumlah security karena tidak mau memberikan sejumlah uang," tulis keterangan dalam video yang diunggah akun instagram @jadetabek.info pada Selasa (21/9/2021).

Menurut keterangan video, seorang warga mulanya hendak mengirim barang berupa tanaman hias ke rumahnya.

"Tiba-tiba diadang oleh security kurang lebih 20 orang, melarang menurunkan tanaman ke rumah warga tersebut dan mobil tanamannya diambil alih karna tidak mengasih uang kemanan," lanjut keterangan video. (Cr01)

Berita Terkait

News Update