Terlalu Merasa Memiliki Padahal Dia Bini Tetangga

Selasa 21 Sep 2021, 07:51 WIB
Terlalu Merasa Memiliki Padahal Dia Bini Tetangga. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Terlalu Merasa Memiliki Padahal Dia Bini Tetangga. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Meski hanya oblok-oblok daun singkong ditambahi telur rebus, Helmi sangat menikmati.

Melihat sayur itu dalam mangkok, wajah Bu Widayat serasa ada di situ, di antara kuah dan serpihan lombok merah di tengah hijaunya daun singkong.

Helmi ingin menyatakan “I love you” pada Bu Widayat sebagai deklarasi cintanya. Tapi dia sadar bahwa perempuan itu sudah milik orang. Ibarat tanah, sudah sertifikat hak milik (SHM).

Lha kalau dirinya mau nyerobot atau mendudukinya, nanti kan dicap ikut-ikutan Rocky Gerung Bojongkoneng. Lagi pula Bu Widayat belum tentu mau dengan dirinya yang bujangan tanpa masa depan.

Sampai di sini otak Helmi masih waras, paralel dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Tapi setiap melihat Bu Widayat yang nama aslinya Atnikah itu belanja ke warung, dan gerak langkahnya sungguh menggamit rasa merangsang pandang, Helmi pusing kembali.

“Udahlah Bleh, sikat saja! Ketimbang elo mimpi basah melulu....,” kata setan membujuk dan memprovokasi.

Lama-lama Helmi tergoda juga. Soalnya hati nuraninya hanya didukung dua fraksi, sementara nafsu setan diperkuat oleh 7 fraksi yang sudah kenyang diajak makan malam dengan lauk oseng-oseng lobster.

Soal resikonya nanti, dipikirkan nanti saja. Istilah singkatnya: tubruk dulu urusan belakang!

Ny. Atnikah ini biasa ngurus kebun kopinya sendirian.  Helmi sudah tahu persis kapan situasinya aman secara mantap terkendali.

Maka ketika bini Widayat itu berangkat ke kebun, langsung diikuti. Baru saja Ny. Atnikah duduk di gubuk, langsung disergap dari belakang dan ditelentangkan dan ditindih.

Tapi Bu Widayat berontak dan mencakar muka Helmi. “Sense of belongingmu sudah salah kaprah!” omel perempuan itu sambil kabur menyelamatkan diri.

News Update