JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah varian baru Covid-19 kabarnya saat ini kembali mengancam Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut, anak indigo bernama Tulus Riyanto pun turut bereaksi dan ungkapkan terawangannya.
Anak indigo Tulus beberkan terawangannya soal Covid-19 melalui kanal YouTubenya, BIGTULUS Official, yang diunggah pada Rabu (15/9/2021).
“Maaf sekali lagi, kok aku punya bayangan baru kalau ini sepertinya akan ada varian baru lagi ya! Mudah-mudahan firasat saya salah,” ungkap Tulus.
Selain itu, Tulus juga mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 tidak akan pernah berakhir secara total.
Sehingga, tak bisa dipungkiri banyak masyarakat Indonesia akan merasa kelelahan serta kewalahan dengan hal tersebut.
Kendati demikian, Tulus menerawang jika penyebaran Coid-19 tersebut meski menular dengan cepat, namun akan semakin mudah dibasmi.
“Semakin kesini akan ada varian baru, semakin menyebar tetapi akan semakin mudah dimusnahkan Aamiin,” ungkap Tulus.
Tak hanya itu, Tulus juga beberkan sejumlah daerah yang diperkirakan akan terdampak parah terkait adanya varian baru Covid-19 ini.
“Daerah ini (Jabodetabek) akan semakin meledak jadi harus waspada teman-teman di daerah hati-hati, protokol kesehatannya jangan lupa,” terangnya.
Tulus meminta agar masyarakat Indonesia yang berada di luar Jabodetabek, Pulau Jawa, dan Pulau Bali haru berhati-hati karena pandemi Covid-19 akan semakin parah dan menyebar cepat.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin informasikan jika pemerintah Indonesia tengah waspadai 3 varian baru Covid yang kebal vaksin.
Ketiga varian yang membahayakan itu yakni, Lambda, Mu dan C.1.2, diketahui untuk Lambda sendiri sudah ditemukan di 42 negara.
"Antisipasi, kita mengamati ada tifa varian baru, pertama ada Lambda, kedua Mu, dan ketiga varian C.1.2. Untuk varian Lambda dan Mu sudah dimasukkan kategori variant of interest oleh WHO, dan keduanya sudah ditemukan di Amerika Selatan. Lambda sudah ditemukan di 42 negara, Mu lebih cepat ada di 49 negara," kata Budi dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Kepala BNPB dan Kemenkeu bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/9/2021).
Budi menjelaskan, berdasarkan analisa secara scientific mengenai dampak varian ini, yang paling sering keluar di berbagai jurnal bahwa kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh, sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun terhadap 2 varian ini, yakni Lambda dan Mu
Sedangkan varian C.1.2, ditemukan di Afrika Selatan, ilmuwan sangat khawatir terhadapa varian ini, karena varian ini mutasinya banyak sekali sama seperti yang lainnya, bisa menghindari sistem kerja imunitas yang sudah terbentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya.
Menkes Budi Gunadi pun berharap Indonesia lakukan pengetatan di perbatasan, pintu-pintu masuk.
Kemudian entry dan exit test juga harus semakin diperketat, termasuk mendisiplinkan proses karantina.
"Perlu disadari bahwa pintu masuk kemarin pada Delta kemarin kebobolan, makannya kita lupa menjaga dari sisi lautnya, karena banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Krunya diizinkan keluar sehingga menularkan," pungkas Menkes Budi.
Sebelumnya, Varian Delta beberapa waktu lalu telah 'menyerang' Indonesia, hingga ledakan penularan Covid-19 tak terkendali.
Varian Delta ini kabarnya bermula dari India, namun publik cukup keheranan dari mana awal mula Virus Corona tersebut bisa masuk ke Indonesia.
Menurut Menteri Budi Gunadi Sadikin, Varian Delta menyebar luas di Indonesia akibat kurangnya pengawasan di pintu masuk laut.
Diduga kuat memang Varian Delta masuk dari jalur laut yang lemah pengetatan, hingga akhirnya Indonesia kebobolan. (cr09)