Mahasiswa UNS Ditangkap Polisi Gegara Bentangkan Poster Kritikan ke Jokowi, FMN: Harusnya Memberi Jawaban, Bukan Berlaku Fasis!

Senin 13 Sep 2021, 19:00 WIB
FMN Ajukan Protes Atas Penangkapan Mahasiswa UNS (Foto: @lbhsolo_soratice/Instagram)

FMN Ajukan Protes Atas Penangkapan Mahasiswa UNS (Foto: @lbhsolo_soratice/Instagram)

SURAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Sejumlah mahasiswa ditangkap oleh polisi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Universitas Solo Sebelas Maret (UNS), Solo pada Senin (13/9/2021).

Tercatat ada 10 mahasiswa UNS yang diamankan pihak kepolisan setelah mereka terlihat membentangkan poster berisi kritikan untuk Jokowi saat sedang berada di pinggir jalan.

Sekelompok mahasiswa itu mulai membentangkan poster kritikan ke Presiden Jokowi saat melintas di Jalan Ir Sutami, Solo.

Tidak hanya satu, ada beberapa poster berisi kritikan yang dibentangkan di sejumlah titik yang ada di sepanjang jalan menuju pintu masuk utama UNS itu.

Terlihat beberapa poster yang dibentangkan memiliki tulisan “Pak, Tolong Benahi KPK”, “Pak Tolong Dukung Petani Lokal” dan “Tuntaskan pelanggaran HAM di masa lalu".

Namun tak disangka, dalam hitungan menit setelah Jokowi lewat justru sejumlah petugas yang tidak mengenakan seragam polisi tiba-tiba menangkap para mahasiswa itu.

Setelah itu Kapolresta Surakarta, Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak langsung meminta keterangan dari warga sekitar perihal beberapa poster yang dibentangkan oleh mahasiswa tersebut, tetapi Ade masih belum mau untuk memberikan keterangan lebih lanjut kepada para awak media.

Menanggapi hal tersebut, Front Mahasiswa Nasional (FMN) ranting Universitas Sebelas Maret membuat pernyataan sikap atas insiden yang baru terjadi itu.

Mereka dengan tegas menolak pembungkaman hak demokratis rakyat yang dilakukan oleh rezim pengabdi imperialisme AS.

Rezmin Jokowi dan Ma'ruf Amin dinilai lebih menunjukkan loyalitas pengabdian kepada para kapitalis monopoli Internasional (Imperialis) dengan memberikan pelayanan maksimal melalui keberbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan.

"Akibatnya rakyat Indonesia semakin hari semakin menderita dan memilih untuk menyuarakan pendapatnya dengan berbagai metode," tulis FMN UNS dalam keterangan resminya yang diunggah di akun Instagram @fmn.uns_ pada Senin (13/9/2021).

"Namun bukannya menjawab persoalan rakyat justru berbagai perlakuan fasis dilakukan untuk membangun berbagai aktivitas politik yang dilakukan oleh rakyat," sambung pernyataan itu.

FMN juga mengkritisi berbagai macam mural yang dihapus oleh rezim yang dianggap memiliki tujuan untuk menutupi kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.

Selain itu seorang peternak ayam yang juga ditangkap karena telah membentangkan poster keluhannya.

Tidak hanya itu, di Ponogoro mahsiswa juga mendapatkan perlakuan represif ketika aksi saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di daerah tersebut.

menurut FMN, dari adanya sejumlah kasus itu telah membuktikan bahwa rezim tidak pernah memikirkan kondisi rakyat sesungghunya dan justru membungkam rakyat yang menyuarakan keluhannya.

FMN dengan tegas mengecam tindakan fasis Rezim Jokowi-MA dan perlakuan Polres Surakarta yang menghalangi tindakan demokratis yang dilakukan oleh Rakyat.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by FMN Ranting UNS (@fmn.uns_)

"Kami juga mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya mahasiswa UNS untuk tetap mempersatukan diri, tuntutan dan perjuangannya guna melawan tindakan fasis rezim yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia,” tutup pernyataan resmi itu. (cr03)

Berita Terkait
News Update