PENANGANAN pandemi di negeri kita kian membaik. Risiko penyebaran Covid-1 9 pun semakin menurun yang ditandai kian berkurangnya zona merah.
Pun demikian juga semakin bertambahnya daerah berstatus zona orange, kuning hingga hijau.
Secara keseluruhan, Indonesia didominasi zona kuning – risiko rendah sebanyak 327 kabupaten/kota, zona orange 181 kabupaten/kota dan zona merah tersisa 5 kabupaten/kota yang tersebar di 3 provinsi, yakni di Sulawesi Tengah, Papua dan Aceh. Ini data per tanggal 5 September 2021.
Kita berharap pekan depan tak ada lagi zona merah, yang ada zona kuning dan hijau yang berarti risiko penularan sangat rendah.
Pulau Jawa – Bali memang sudah bebas zona merah, bahkan tak sedikit kabupaten/kota yang sudah berubah menjadi zona hijau.
Jawa Barat misalnya dari 27 daerah yang ada, hanya 4 kabupaten/kota yang masuk zona orange- risiko sedang, 23 daerah lainnya masuk zona kuning – risiko rendah.
Begitu juga di Jawa Timur, dari 38 kabupaten/kota, lebih dari 20 masuk zona kuning. Jawa Tengah, dari 35 kabupaten/kota, jumlah zonasi orange dan kuning hampir sebanding.
Dengan komposisi zonasi ini, risiko penularan dan penyebaran virus akan tetap terjadi. Ini yang perlu diantisipasi.
Sejalan dengan itu, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat masih sebagai provinsi penyumbang terbesar penambahan kasus positif harian secara nasional dalam beberapa pekan terakhir.
Tiga hari terakhir misalnya per tanggal 7 September 2021, dari total nasional penambahan kasus baru sebanyak 7.201, Jawa Tengah menyumbang 964, Jawa Barat 778, dan Jawa Timur 675.
Hari berikutnya, 8 September 2021, Jawa Tengah melaporkan kasus baru 710, Jawa Barat 690 kasus dan Jawa Timur 613 kasus dari total nasional 6.731 kasus.
Pada 9 September 2021, Jawa Tengah menambah 534, Jawa Barat 517 dan Jawa Timur 508 dari total nasional 5.990 kasus.
Meski masih menjadi penyumbang terbesar, tetapi tren kasus positif harian di 3 provinsi ini cenderung menurun, dari sebelumnya ribuan kasus, kini hanya ratusan.
Di tengah kasus yang kian melandai disertai pelonggaran pembatasan, tidak membuatnya lalai bahwa virus corona masih ada di sekitar kita dengan varian Delta yang lebih cepat menular dan menyebar.
Belum lagi ancaman gelombang ketiga Covid dan varian Mu yang sekarang dalam pemantauan serius oleh dunia.
Langkah antisipatif perlu dilakukan oleh masing-masing daerah untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk seperti dampak lonjakan kasus yang datang tiba - tiba.
Langkah antisipatif berarti rumah sakit rujukan harus selalu siaga memberikan pelayanan kesehatan terbaiknya kepada pasien Covid-19.
Mulai dari kebutuhan tempat tidur, persedian obat-obatan, peralatan kesehatan hingga tenaga medis, baik ketika kasus melandai atau tiba-tiba melonjak.
Begitu juga kesiapsiagaan instansi terkait yang berada di jajaran Pemkab/pemkot.
Pengalaman membuktikan langkah antisipatif akan lebih baik, ketimbang reaktif. (Jokles)