Mucikari RF bertugas menjaring gadis yang masih di bawah umur untuk bergabung mejadi wanita penghibur.
Sasarannya adalah, gadis yang menginginkan gaya hidup mewah di tengah sulitnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Jadi memang mereka mencari di bawah umur karena lebih mudah dipengaruhi," ujar Tama sapaan akrabnya.
Sementara ZS bertugas mencari pelanggan melalui media sosial.
Dalam menjalankan bisnis esek-eseknya, kedua mucikari tersebut sangat selektif dan hati-hati dalam mencari pelanggan.
Tujuannya adalah, agar bisnis haramnya tidak tercium oleh pihak yang berwajib.
"Makanya mereka sangat tertutup, mereka pelan-pelan agar bisa mendapatkan pelanggan supaya tidak terungkap," ujarnya.
Dikatakannya, saat ini polisi masih mengorek keterangan dari kedua tersangka terkait adanya gadis di bawah umur lainnya yang menjadi korban bisnis esek-esek.
"Masih kami dalami, semoga tidak ada. Tapi kalaupun ada, akan diambil langkah-langkah untuk mengungkap kasus ini menjadi segera tuntas," tegasnya.
Akibat perbuatannya, kedua mucikari tersebut dijerat Pasal 83 nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara. (yono)