Capek Digeber Setiap Hari Suami Diminta Kawin Lagi. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Nah Ini Dia

Capek Digeber Setiap Hari Suami Diminta Kawin Lagi

Senin 06 Sep 2021, 07:30 WIB

USIA sudah kepala 5, tapi nafsu Kirmanto, 53, masih tinggi sekali. Setiap hari minta dilayani istri di ranjang. Ny. Fatimah, 46, yang merasa kecapekan digeber setiap hari, akhirnya menyarankan suami untuk kawin lagi saja.

Sebetulnya cemburu, tapi bagaimana ya.....? Yang penting ada yang ngapluslah!

Dalam usia 50 tahun lebih atau oversek (over seket), kaum lelaki biasanya libidonya menurun.

Jika dalam usia 30-an kumpul sama bini masih bisa 3 kali seminggu sesendok makan, dalam usia 50 tahunan paling-paling seminggu sekali.

Makin tambah usia, makin jarang lagi. Kalau dipaksakan juga, napas bisa ngos-ngosan. Masak urusan begituan harus bawa oksigen? Masih masa pandemi lho ini......

Ternyata Kirmanto warga kota Surabaya, sebuah aksioma. Meski usiia sudah di atas kepala 5, masih  minta dilayani istri setiap malam.

Meski Fatimah sudah tidur, langsung dibrengkal (dibangunkan) untuk diajak SMI (Senam Malam Indonesia). Namanya kewajiban, Fatimah melayani juga.

Kalau nggak, takutnya nanti dikutuk malaikat sampai pagi.

Tapi dalam usian 46 tahun sekarang, Fatimah mulai kecapekan. 

Dia sudah memberi pengertian pada suami sesuai dengan profesi suami sebagai mekanik.

“Mas, mesin saja kalau digeber terus bisa panas. Maka perlu istirahat dululah.....” kata Fatimah.

Tapi Kirmanto ngeyel, malah gantian menyitir ucapan Presiden Jokowi.

“Lho, kita kan diminta untuk selalu kerja, kerja, dan kerja.....!”

Apa nggak koplak itu namanya? Tentu saja maksud pemerintah bukan untuk urusan begituan.

Presiden mengajak rakyat untuk bekerja dengan penuh semangat, sehingga meningkatkan produktivitas.

Dengan demikian rakyat tidak terlalu bergantung dengan bantuan negara, dari BLT sampai Bansos.

Jika semua tersalur dengan baik nggak papa, tapi kalau sampai “nyangkut” di menterinya?

Tapi Kirmanto memang tipe suami yang susah dinasihati. Jika istri mogok ranjang, malah dia mengancam mau kawin lagi.

Sebetulnya sih itu sekedar gertak sambal, sebab kawin lagi bukan perkara mudah.

Di samping belum tentu dapat izin prinsip istri, secara ekonomi Kirmanto tak sanggup untuk membiayai dua dapur.

Lagi pula janda sekarang pinter-pinter. “Buat apa kawin lagi jika hanya dapat bonggol tanpa benggol,” begitu alasan para janda.

Rupanya penderitaan Fatimah sudah sampai titik kulminasi, sehingga kemudian menyarankan suami untuk kawi lagi saja.

“Sempeyan kan tahu, mesin kan nggak boleh digeber terus, harus ada cadangan. Jadi kawin lagi sajalah, saya ikhlas lahir batin Mas.” Kata Fatimah.

Awalnya Kirmanto tidak mau, takut tidak adil. Sebab dalam Qur’an surah An Nisa ayat 3 penekanannya memang ke situ.

Kawinilah satu istri sampai empat jika mampu, jika tidak cukup satu istri.

Kirmanto benar-benar takut jika tak bisa adil. Kalau soal onderdil pastilah bisa, tapi materil?

Ustadz kondang tingkat Aa Gim saja akhirnya menyerah cukup satu istri, apa lagi cuma Aa Kirmanto pemilik sejuta syahwat.

Ternyata Fatimah tak sekedar menyarankan, tapi diam-diam mencari tokoh alternatip yang siap mendampingi Kirmanto.

Dia adalah janda Umi, 33, yang masih keluarga sendiri.

Tapi dia masih parikan juga. “Bener nih Bude? Takutnya saya sudah pesen baju putih dan celana panjang hitam, tahu-tahu diganti orang lain," kata Umi sangat kritis dan serius.

Tentu saja Fatimah langsung memotong, “Ini bukan soal Cawapres, goblok!”

Umi pun diajak main ke rumah dan diperkenalkan pada suaminya.

Melihat wajah Umi yang masih orsinil dan bodinya kaleng semua, pada akhirnya Kirmanto langsung setuju.

Dia pun juga “terpaksa” siap menjamin dua dapur sekaligus.

Kini Kirmanto mulai mengurus surat moden N-2 untuk nikah lagi.

“Untung saya bukan PNS, sehingga tak melanggar PP-10.” Gumam Kirmanto.

Sebentar lagi suami Fatimah ini akan dipanggil Aa Kir......! (GTS)

Tags:
pnssuami umur 50 tahunsuami 50 tahun disuruh nikah lagijandasuami nikah lagi dengan janda 30 tahunpresiden jokowi dodo

Administrator

Reporter

Administrator

Editor