ADVERTISEMENT

17 Tahun Pembunuhan Munir, Seratus Tokoh Masyarakat Minta Presiden Jokowi Ungkap Aktor Intelektualnya

Senin, 6 September 2021 20:16 WIB

Share
Seratus lebih  tokoh masyarakat saat webinar memperingati 17 tahun pembunuhan Munir. (ist/tangakapan layar)
Seratus lebih  tokoh masyarakat saat webinar memperingati 17 tahun pembunuhan Munir. (ist/tangakapan layar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kini, harapan ditaruh ke pundak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa mengungkap aktor intelektual kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. 

Harapan itu disampaikan seratus lebih tokoh masyarakat dalam kasus yang terjadi 17 tahun lalu. Langkah nyata  Presiden Jokowi ditunggu untuk membuktikan bahwa pemerintah serius mengembangkan dan memperbaiki demokrasi di Indonesia.  

Dalam konferensi pers 17 Tahun Pembunuhan Munir, yang digelar secara daring, Senin (6/9/2021), lebih dari seratus tokoh masyarakat, yang terdiri dari  aktivis demokrasi dan HAM, minta Presiden Jokowi untuk bisa mengungkap aktor intelektual kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. 

Dalam kesempatan itu, Anita Wahid dari Public Virtue mengatakan, pengungkapkan aktor inteklektual pembunuhan Munir perlu dilakukan saat ini karena kondisi demokrasi di Indonesia selama masa pemerintahan Jokowi semakin menurun. 

"Ini terlihat dari fenomena saat ini bahwa pejuang demokrasi dan HAM untuk mendapat ancaman semakin terbuka," katanya. 

Hal senada juga dikatakan Feri Amsari dari Themis Indonesia, ia mendesak untuk mengungkap kasus tersebut juga menunjukkan bahwa pemerintah menghargai nila-nilai Pancasila yang selama ini dinilai telah dibunuh karena menutup-menutupi kasus pembunuhan terhadap warga negara. 

"Jika pengungkapan ini tidak dilakukan dikhawatirkan otoritarianisme di Indonesia tumbuh subur karena saat ini sudah ada benih-benih otoriter," ujarnya. 

Para tokoh menilai, bahwa kasus kematian Munir adalah pembunuhan politik atau political assassination.

Kuat dugaan, kasus ini berhubungan dengan situasi demokrasi saat peristiwa, yakni putaran akhir pemilihan langsung presiden yang berlangsung kurang dari dua pekan sesudahnya, yaitu 20 September 2004. 

Partisipasi Munir dalam pemilihan presiden putaran pertama pada Juli 2004 bisa menjadi faktor penting dalam mengungkap motif dan faktor yang memicu peristiwa, termasuk efek yang diinginkan aktor intelektual pembunuh Munir dalam arena politik  elektoral ketika itu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT